REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kena malaria saat sedang hamil mendatangkan risiko yang tidak ringan bagi janin. Infeksi tersebut dapat menyebabkan bayi terlahir prematur atau mempunyai berat lahir rendah.
"(Malaria) pada ibu hamil bisa menyebabkan gejala anemia sampai hemoglobin turun, bahkan memengaruhi kesehatan janin," kata dokter spesialis penyakit dalam RSUD Kepulauan Seribu, Jakarta, Nur Rahma, dalam talkshow bertema "Menuju Indonesia Bebas Malaria: Percepatan Penanggulangan Menuju Kesejahteraan yang Adil dan Merata" yang digelar secara daring, di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Parasit penyebab malaria, yakni plasmodium, yang dibawa nyamuk Anopheles betina menginfeksi sel darah merah dan dapat menyebabkan kondisi anemia. Anemia, khususnya pada ibu hamil, bisa menyebabkannya keguguran, pendarahan selama hamil, menjalani persalinan prematur, hingga terganggunya janin.
"Kalau ada ibu hamil di daerah endemis malaria, biasanya diminta skrining untuk hemoglobin untuk melihat anemia atau tidak, juga skrining terhadap malaria," kata dia.
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis malaria melibatkan tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test) dengan menggunakan sampel darah. Menurut dr Nur, pemeriksaan ini bisa dilakukan di puskesmas dan rumah sakit dan hasilnya bisa didapatkan dengan cepat.