Rabu 14 Sep 2022 20:58 WIB

Jalan Cepat Pangkas Risiko Penyakit Jantung, Berapa Langkah per Menit Rekomendasinya?

Aktivitas fisik seperti berjalan cepat dapat mencegah penyakit jantung.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Jalan kaki (ilustrasi). Jalan cepat dapat pangkas risiko penyakit jantung.
Foto: www.piqsels.com
Jalan kaki (ilustrasi). Jalan cepat dapat pangkas risiko penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun penyakit jantung dianggap sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia, penelitian menunjukkan risiko terhadap penyakit ini dapat dimodifikasi. Studi baru menunjukkan Anda dapat mengurangi risiko penyakit jantung dengan berjalan.

Ambil sepatu dan lacak langkah Anda. Ini adalah saran dari sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine dan JAMA Neurology.

Baca Juga

Studi tersebut menemukan melakukan 10 ribu langkah setiap hari dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Berjalan membuat manfaat kesehatan meningkat, manfaat tersebut memuncak pada 10 ribu langkah.

Terlebih lagi, penelitian ini juga berhasil mengidentifikasi jumlah langkah ideal per menit yang dapat bermanfaat bagi organ pemompa darah. Penghitung langkah pergelangan tangan yang dikenakan selama 24 jam sehari selama seminggu membantu para peneliti untuk menentukan jumlah langkah yang dibutuhkan untuk jantung sehat.

Setelah menghitung total langkah setiap peserta, tim membuat tiga kategori, kurang dari 40 langkah per menit dan lebih dari itu. Kategori ketiga termasuk mereka yang mengambil langkah paling banyak per menit dalam 30 menit.

Subjek yang paling banyak berjalan (sekitar 80 langkah per menit tepatnya) menunjukkan penurunan terbesar untuk penyakit jantung. Penulis senior Emmanuel Stamatakis mengatakan jumlah langkah mudah dipahami dan digunakan secara luas oleh publik untuk melacak tingkat aktivitas berkat semakin populernya pelacak dan aplikasi kebugaran, tetapi jarang orang memikirkan kecepatan langkah mereka.

"Temuan dari studi ini dapat menginformasikan pedoman aktivitas fisik berbasis langkah formal pertama dan membantu mengembangkan program kesehatan masyarakat yang efektif yang bertujuan mencegah penyakit kronis," ujar Stamatakis seperti dilansir dari laman Express, Rabu (14/9/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement