REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tiga perempat pasien kanker memiliki satu kondisi serupa, yaitu defisiensi vitamin D. Semakin rendah kadar vitamin D yang dimiliki pasien, semakin berat pula tingkat keparahan kanker yang mereka diidap.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Per 2020, hampir satu dari enam kematian yang terjadi di dunia disebabkan oleh kanker. Dengan kata lain, ada hampir 10 juta kematian yang disebabkan oleh kanker selama 2020.
Meski menjadi salah satu penyebab kematian terbesar, hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan kanker. Akan tetapi, ada beragam opsi terapi yang bisa membantu meningkatkan harapan hidup pasien kanker.
Studi terhadap kanker juga masih terus dilakukan oleh para peneliti di berbagai penjuru dunia. Melalui studi jugalah peneliti berhasil menemukan adanya korelasi antara kadar vitamin D dengan kanker.
Menurut sebuah studi pendahuluan, peneliti berhasil menemukan bahwa lebih dari tiga perempat pasien kanker memiliki kadar vitamin D yang rendah. Kadar vitamin D yang sangat rendah juga berkaitan dengan perkembangan kanker yang sudah lebih lanjut.
Studi yang dilakukan pada 2011 ini melibatkan 160 pasien kanker pria dan wanita. Kebanyakan dari para partisipan ini mengidap kanker payudara, kanker prostat, kanker paru, kanker tiroid, dan kanker kolorektal.
Tim peneliti lalu mengukur kadar vitamin D para partisipan melalui sampel darah mereka. Melalui pengukuran ini, ditemukan bahwa 42 persen pasien kanker memiliki kondisi insufiensi vitamin D. Selain itu, sebanyak 32 persen pasien kanker lainnya mengalami defisiensi vitamin D. Rerata kadar vitamin D para pasien adalah sekitar 24 ng/mL
"Orang-orang dengan (kadar vitamin D) di bawah 24 ng/mL memiliki kemungkinan hampir tiga kali lipat lebih besar untuk mengidap kanker stadium III dibandingkan orang-orang dengan kadar vitamin D lebih tinggi," kata laporan dalam studi, seperti diungkapkan WebMD, Senin (18/7/2022).
Studi berbeda yang dilakukan dalam lingkup laboratorium menemukan bahwa vitamin D memiliki sifat antitumor. Sifat antitumor berasal dari kemampuan vitamin D dalam meregulasi gen yang berperan dalam proses memperbanyak diri dan penyebaran sel kanker.
Studi lebih lanjut juga menemukan bahwa defisiensi vitamin D juga dapat mendorong terjadinya perburukan dan metastasis kanker payudara. Metastasis adalah kondisi di mana sel kanker telah menyebar dari satu organ atau jaringan tubuh ke organ atau jaringan tubuh lainnya.
Di sisi lain, kaitan antara defisiensi vitamin D dengan risiko kanker masih belum diketahui dengan jelas. Belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa defisiensi vitamin D menyebabkan terjadinya kanker.
"Tetapi, defisiensi vitamin ini bisa mendorong terjadinya masalah kesehatan lain, termasuk rakhitis pada anak dan masalah tulang pada orang dewasa," kata Cancer Research UK.