REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu alasan mengapa minuman panas banyak digemari adalah karena bisa memberikan rasa nyaman dan rileks. Namun, kebiasaan menyeruput minuman panas ternyata juga memiliki potensi buruk bagi kesehatan.
Menurut sebuah studi yang dilakukan di Iran dan dipublikasikan dalam International Journal of Cancer, kebiasaan minum minuman panas bisa meningkatkan risiko kanker esofagus atau kanker kerongkongan. Peningkatan risiko ini bisa mencapai hingga 90 persen.
Kanker esofagus terjadi ketika sel-sel abnormal di kerongkongan berkembang secara tak terkontrol. Kerongkongan itu sendiri merupakan saluran yang menyalurkan makanan dari mulut ke lambung.
Selain dalam studi yang dilakukan di Iran, hubungan antara minuman panas dan kanker esofagus juga cukup sering disoroti oleh beberapa badan kesehatan. Cancer Research UK, misalnya, sempat mengungkapkan bahwa risiko kanker esofagus bisa meningkat bila orang-orang terbiasa menikmati teh, kopi, atau minuman lain dalam suhu yang tinggi.
Studi yang dilakukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016 juga menemukan adanya hubungan antara minuman panas dengan risiko kanker. Menurut temuan ini, minuman yang memiliki suhu di atas 65 derajat Celsius bisa bersifat karsinogenik atau memicu kanker.
Dalam studi tersebut, WHO menyoroti kebiasaan minum mate di Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Mate merupakan sajian teh yang biasanya diminum dalam suhu yang sangat tinggi.