Senin 18 Jul 2022 07:48 WIB

Kandungan Merkuri dalam Kosmetik Bisa Dikenali, Begini Caranya

Waspadai kandungan merkuri dalam kosmetik.

Rep: Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Pilah-pilih produk pencerah wajah (Ilustrasi). Kosmetik yang mengandung merkuri biasanya dalam bentuk krim wajah dan diiklankan sebagai krim pencerah atau krim pemutih atau krim mencegah penuaan serta diiringi dengan klaim hasil cepat.
Foto: Prayogi/Republika
Pilah-pilih produk pencerah wajah (Ilustrasi). Kosmetik yang mengandung merkuri biasanya dalam bentuk krim wajah dan diiklankan sebagai krim pencerah atau krim pemutih atau krim mencegah penuaan serta diiringi dengan klaim hasil cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kosmetik yang mengandung merkuri masih ada saja beredar di pasaran. Biasanya, produk tersebut memperdaya konsumen dengan iming-iming kulit putih, bersih, dan halus secara instan.

Terpikat oleh klaim khasiat tersebut, sejumlah perempuan pun mempercayakan penampilannya pada kosmetik bermerkuri. Alih-alih mempercantik, kosmetik itu justru membuat wajah menjadi memerah, perih, mengelupas, bahkan bisa lebih parah lagi.

Baca Juga

Merkuri sendiri merupakan bahan kimia yang mengandung unsur logam. Ahli dermatologi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Shannaz Nadia Yusharyahya, menjelaskan, kandungan merkuri yang mengenai kulit dapat menyebabkan kemerahan dan rasa panas seperti terbakar.

Lama-kelamaan, menurut dr Shannaz, warna merah di kulit menjadi permanen atau menetap. Beberapa orang juga mengalami hipo atau hiperpigmentasi berupa kemunculan vlek putih maupun cokelat, sehingga warna kulit menjadi belang-belang tidak rata.

Sebagian lagi mendapati kemunculan bintik-bintik, dermatitis, dan baboon syndrome. Bukan hanya itu, ada lagi dampak yang paling mengerikan.

Dampak bahaya dari kosmetik yang mengandung merkuri ini juga dapat menyerang organ vital. Korbannya bisa mengalami kerusakan pada ginjal, paru, saluran pencernaan, susunan saraf pusat. Kosmetik bermerkuri juga dapat membahayakan janin.

"Dari pengalaman pribadi selama praktik, semua gejala di kulit tersebut pernah saya temui," ujar dr Shannaz, dikutip Senin (18/7).

Dr Shannaz juga pernah mendapati pasiennya memiliki keluhan yang mengarah ke kelainan saraf akibat paparan merkuri dalam kosmetik. Mereka menderita gemeteran, susah tidur, depresi.

"Saya konsulkan ke dokter spesialis saraf, sementara keluhan yang mengarah ke kelainan ginjal saya konsulkan ke dokter spesialis penyakit dalam," jelasnya.

Dr Shannaz mewanti-wanti agar masyarakat, siapa pun, tidak hanya perempuan agar lebih bijak dalam memilih kosmetik. Ia mengatakan  merkuri kebanyakan digunakan pada produk kecantikan seperti krim pencerah kulit.

"Kosmetik yang mengandung merkuri biasanya dalam bentuk krim wajah dan diiklankan sebagai krim pencerah atau krim pemutih atau krim mencegah penuaan dan sering kali klaim-klaim tersebut ditambah dengan iming-iming berkhasiat atau hasil terlihat dalam waktu cepat," papar dr Shannaz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement