Rabu 19 Nov 2025 23:46 WIB

Deby Vinski: KTT Dunia 2025 Jadi Momentum Menata Ekosistem Sel Punca Global

Tokoh wanita ini dukung riset dan aplikasi klinis sel punca secara global.

Deby Vinski menjabat sebagai Presiden World Council of Stem Cell (WOCS)
Foto: Erdy Nasrul/Republika
Deby Vinski menjabat sebagai Presiden World Council of Stem Cell (WOCS)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Prof. Deby Vinski, seorang ilmuwan terkemuka Indonesia di bidang sel punca, baru saja mengemban peran penting di kancah global. Dia yang saat ini menjabat sebagai Presiden World Council of Stem Cell (WOCS) yang berbasis di Jenewa, Swiss, serta Presiden World Organization of Clinical Preventive Medicine (WOCPM) di Paris, kini resmi memimpin World Stem Cell Summit 2025 di Amsterdam, Belanda.

Penunjukan ini merupakan wujud nyata dari kepercayaan internasional terhadap dedikasi dan kontribusi Prof. Deby dalam memajukan ilmu kedokteran regeneratif. Pengalaman dan keahliannya diakui luas, menjadikannya figur sentral dalam perkembangan riset dan aplikasi klinis sel punca secara global.

Baca Juga

Terpilihnya Prof. Deby untuk memimpin KTT dunia ini tentu menjadi sebuah kehormatan besar bagi Indonesia. Hal ini sekaligus menegaskan posisi bangsa kita dalam ekosistem ilmu kedokteran global yang sangat kompetitif. Dikenal juga dengan julukan "Queen of Stem Cell and Anti-Aging", Prof. Deby merupakan pendiri Celltech Stem Cell Centre yang berlokasi di Vinski Tower, Jakarta.

Perjalanan dan perjuangannya dalam meneliti sel punca, yang awalnya termotivasi untuk membantu penyembuhan sang ayah, menjadi sebuah kisah inspiratif. Ini membuktikan bahwa bakti tulus kepada orang tua dapat melahirkan inovasi besar yang bermanfaat luas bagi kemanusiaan secara keseluruhan.

Melalui KTT ini, tokoh wanita satu ini menyampaikan harapannya yang besar: “Kami berharap melalui KTT ini, para pakar dan profesional industri dapat berkumpul, berkolaborasi, dan menyusun ekosistem dunia yang tertata. Tujuannya jelas, yaitu mengeksplorasi arah baru dalam bidang sel punca dan pengobatan regeneratif." Dia menekankan bahwa KTT ini adalah momentum penting untuk membawa dunia medis menuju masa depan yang lebih baik, dengan fokus pada peningkatan riset, mengedepankan keselamatan pasien, serta mendorong penemuan baru di bidang stem cell, terapi genetik, dan rekayasa jaringan.

Topik Utama KTT Dunia 2025

KTT ini menghadirkan pembahasan ilmiah dari para ahli global dengan fokus pada agenda strategis berikut:

Teknologi Sel Punca dan Pengobatan Regeneratif

Rekayasa Jaringan dan

Organ

Terapi Stem Cell untuk Kanker

Terapi Gen Terkini

Terapi Non-Stem Cell:

Eksosom dan Sekretom

Teknologi Biomaterial

Regeneratif Anti-Aging Medicine berbasis Mitokondria

Etika dan Standarisasi Internasional (GMP)

Inovasi Klinis: Dari Laboratorium ke Pasien

Kerja Sama Internasional dan Inisiatif Baru

Dalam forum ini, Prof. Deby turut mendeklarasikan kerja sama antara WOCS, American Physician of Stem Cell, dan sejumlah universitas internasional.

Salah satu hasil pentingnya adalah diluncurkannya program Master of Stem Cell, yang dirancang sebagai kurikulum global untuk memperkuat kompetensi ilmiah dan klinis di bidang kedokteran regeneratif.

KTT 2025 juga menetapkan bahwa World Consensus of Stem Cell 2026 akan digelar di Inggris pada Oktober tahun depan.

Kehadiran Delegasi Dunia

Acara ini dihadiri para pembicara dan ilmuwan dari berbagai negara, termasuk Belanda, Swiss, Jerman, Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, India, Dubai, Italia, dan Polandia. Pada sesi penutupan, Prof. Deby didampingi Wakil Presiden WOCS, Dr. Miguel Del Campo, MSc, PhD, menyerahkan sertifikat internasional kepada para peserta KTT.

Usai rangkaian acara di Amsterdam, Prof. Deby bertolak menuju Paris untuk mengikuti rapat World Anti-Aging Accreditation Board.

Peran Indonesia di Panggung Medis Global

Prof. Deby terus mendapat dukungan dari Honorary Advisor WOCS, Dr. (H.C.) Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, serta tokoh-tokoh dunia lainnya. Kepemimpinannya di KTT ini mengukuhkan Indonesia sebagai salah satu negara yang aktif dalam diplomasi ilmiah dan pengembangan standar terapi kedokteran regeneratif.

KTT Dunia 2025 diharapkan menjadi platform strategis dalam membangun ekosistem global yang aman, terstandarisasi, dan kolaboratif, guna meningkatkan kualitas hidup manusia melalui inovasi ilmiah yang bertanggung jawab.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement