Studi ini mengeksplorasi prediksi umur panjang, baik dari perspektif individu dan perspektif keluarga, berdasarkan faktor demografi dan psikososial. Sebanyak 186 anggota keluarga "panjang umur" dan 237 anggota keluarga lansia biasa berpartisipasi dalam studi potong-lintang, sementara sampel 62 lansia berumur panjang dan 57 lansia biasa dipilih untuk penelitian komparatif.
Dari segi faktor psikososial, lansia yang berumur panjang menunjukkan neurotisisme dan dukungan sosial yang lebih rendah. Ekstraversinya yang lebih tinggi dibandingkan dengan lansia biasa.
Neurotisisme adalah sifat disposisi untuk mengalami efek negatif, termasuk kemarahan, kecemasan, kesadaran diri, dan lekas marah. Meskipun para peneliti dalam penelitian ini tidak menyelidiki hubungan ini lebih lanjut, neurotisisme dikaitkan dengan beragam kondisi fisik, seperti masalah jantung.
Oleh karena itu, peran yang dimainkan oleh tipe kepribadian dalam memengaruhi umur panjang tidak boleh diabaikan. Namun, sangat penting untuk tidak mengabaikan prinsip dasar umur panjang, yaitu makan dengan baik dan olahraga. Kedua pilar gaya hidup ini memberikan penyangga terhadap sejumlah penyakit kronis.