REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang sukar tidur nyenyak dan melakukan sejumlah "aktivitas" ketika terlelap. Pendiri Redirect Health, Janice Johnston, menyebutkan beberapa kondisi yang perlu diwaspadai. Jika terjadi satu atau lebih gejala berikut, dia menyarankan segera memeriksakan diri ke dokter untuk berkonsultasi.
Terengah-engah
Terengah-engah merupakan tanda utama sleep apnea, gangguan tidur di mana pernapasan berulang kali terjeda. Itu bisa disebabkan tenggorokan yang menyempit saat seseorang tidur.
Penyebab lainnya yakni ketika terlalu banyak lendir masuk ke bagian belakang tenggorokan sehingga menghalangi saluran udara. Bisa pula disebabkan oleh alergi, perubahan cuaca, flu, atau refluks asam.
Mendengkur
Mendengkur adalah gejala umum lain dari sleep apnea. Saat terjadi penyempitan di sepanjang jalan napas, baik di hidung atau tenggorokan, jaringan bergetar dan mengeluarkan suara dengkuran.
Pemicu lainnya termasuk alergi, flu, serta kelebihan berat badan, terkadang diiringi sesak napas dan keringat berlebih. Setelah pemeriksaan, dokter mungkin menyarankan nasal strip, semprotan hidung, atau alat oral.
Tidur sambil berjalan
Ini dianggap sebagai parasomnia, perilaku atau pengalaman yang tidak diinginkan selama tidur. Biasanya, berlangsung selama tahap terdalam dari tidur non-REM ketika otak terganggu dan ada dalam keadaan antara tidur dan terjaga.
Mengigau
Tidur sambil berbicara, atau somniloquy, adalah salah satu parasomnia paling umum dengan penyebab yang tidak diketahui. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan konsentrasi, perubahan suasana hati ekstrem, bahkan halusinasi.
Mimpi buruk kronis
Mimpi buruk berkelanjutan dapat disebabkan oleh sejumlah pemicu psikologis, yang paling umum adalah kecemasan dan depresi. Segera berkonsultasi dengan dokter jika mimpi buruk mengacaukan waktu tidur dan mengganggu aktivitas dan konsentrasi di siang hari.
Menggertakkan gigi saat tidur
Bruxism, yakni mengatupkan atau menggertakkan gigi saat tidur, biasanya memicu sakit kepala atau sakit rahang ketika terjaga di siang hari. Ini dianggap sebagai gangguan gerakan terkait tidur dan perlu ditangani.
Tertidur terlalu cepat
Bisa tidur cepat menjadi perhatian jika seseorang cukup lama tidak memiliki waktu tidur yang memadai. Terlebih, jika dibarengi kantuk berlebihan di siang hari, kesulitan mengatur emosi, atau sukar fokus pada aktivitas sederhana.
Sering bangun untuk buang air kecil
Kondisi ini disebut nokturia, yang menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Selain disebabkan oleh proses penuaan alami, bisa juga dipicu oleh masalah medis seperti infeksi kandung kemih, infeksi saluran kemih, diabetes, pembesaran kelenjar prostat, atau gagal ginjal kronis.
Gangguan makan terkait tidur
Gangguan makan terkait tidur (SRED) adalah ketika individu mengonsumsi makanan saat tertidur dan tidak menyadari tindakannya. Jika SRED dipicu konsumsi obat tertentu, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan obat alternatif atau menghentikan penggunaan obat. Jika bukan akibat obat, pakar medis bisa menyarankan perubahan gaya hidup untuk mengelola stres.
Untuk mengetahui masalah tidur, seseorang bisa meminta pasangan atau keluarga di rumah memantau perilaku saat tidur. Bagi orang yang tinggal sendirian, dapat memanfaatkan aplikasi pelacak tidur, termasuk perangkat dan sensor yang diletakkan di samping tempat tidur, dikutip dari laman //HuffPost//, Jumat (10/6/2022).