REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Akting aktor sekelas Nicolas Cage kerap menarik perhatian. Namun ada beberapa faktor yang ternyata tidak selalu cukup untuk membuat sebuah film yang dimainkannya menjadi sukses.
Pada era 1980-an, Cage menerima beberapa peran yang memberinya eksposur dengan film-film seperti Fast Times at Ridgemont High (sebagai Nicolas Coppola) dan Moonstruck. Tahun 1990-an adalah era di mana Cage menjadi superstar hingga memenangkan Oscar untuk aktor terbaik dari peran utamanya di Leaving Las Vegas.
Aktor 58 tahun itu menunjukkan kemampuannya untuk bermain di film aksi seperti The Rock, Con Air, dan Face/Off, menurut Reddit. Namun tidak semua film yang dibintanginya meraih sukses, baik secara kritis maupun finansial.
Berikut adalah tiga film Nicolas Cage yang mendapat skor 0 persen di Rotten Tomatoes, seperti dikutip dari laman Looper, Selasa (10/5/2022):
1. Deadfall
Kebanyakan orang mungkin lebih mengetahui The Rock sebagai film pertama yang sukses bagi Cage. Tetapi ada film pertamanya yang mendapat rating 0 persen di Rotten Tomatoes, yaitu Deadfall tahun 1993.
Film ini menceritakan Joe (Michael Biehn) saat menghadapi dampak dari membunuh ayahnya secara tidak sengaja. Masuk akal bahwa Cage akan muncul dalam film ini karena saudaranya Christopher Coppola menulis dan menyutradarai film tersebut. Cage muncul sebagai Eddie, seorang pengguna narkoba yang mencuri perhatian.
Penulis budaya pop Nathan Rabin mengatakan, "Eddie King dari Cage bukan hanya peminum berat dan pecandu. Cage tidak memerankannya sebagai seseorang yang menggunakan narkoba atau obat-obatan tertentu. Sebaliknya, Cage memerankan Eddie sebagai seseorang yang menggunakan semua obat-obatan dan banyak pil setiap saat."
Sayangnya, pendekatan lucu Cage terhadap karakter itu tidak cukup untuk menyelamatkan film. Daniel Barnes dari podcast "Dare Daniel" mengatakan, "Sejauh Cage berada di atas, Biehn justru berada jauh di bawah”. Nama Coppola tidak membuat film ini gagal, dan itu jelas jatuh di padang rumput yang sama sekali berbeda dari pohonnya.
2. Left Behind
Dengan 16 buku yang terbit selama belasan tahun, hanya masalah waktu sebelum seri Left Behind diadaptasi ke film. Setelah tiga upaya anggaran rendah pada awal 2000-an yang dibintangi Kirk Cameron, giliran Nicolas Cage untuk membawa kekuatan bintang ke waralaba pada 2014.
Film ini bercerita tentang pilot komersial Rayford Steele (Cage) saat ia dan putrinya menghadapi bencana global. Sayangnya film tersebut gagal meluncurkan waralaba untuk melanjutkan cerita, dan sebagian besar dianggap sebagai salah satu yang terburuk bagi Cage.
Bukan hanya para kritikus yang tidak menyukai film tersebut sehingga memberi rating 0 persen, tetapi penonton juga merespons secara negatif, memberikannya sedikit lebih tinggi 2 persen (melalui Rotten Tomatoes).
Monica Castillo dari Paste mengatakan, film ini mengungkap kehancurannya sendiri. Setiap upaya untuk mengungkap tragedi kiamat disambut dengan musik, akting, dan efek mengerikan telah menghilangkan kesedihan itu sendiri. Sementara pendekatan yang lebih sederhana mungkin berhasil untuk novel berkat tulisan yang kuat untuk membuat pembaca tetap terlibat. Sedangkan film dianggap penggambaran yang membosankan.
3. Grand Isle
Film-film seperti Vampire's Kiss, Snake Eyes, dan Bringing Out the Dead menjadikan Cage sebagai aktor yang berani mendorong dirinya keluar dari zona nyaman. Cage kembali melakukannya di film 2019, Grand Isle.
Namun film ini gagal menarik kritik. Gena Radcliffe dari Spool menilai, meskipun dia bersemangat menjelang akhir, Cage sering terlihat kelelahan, dan ia hampir bisa mendengar suara napas sang aktor saat menandatangani kontrak untuk membintangi film ini. Penggemar berharap film terbarunya, The Unbearable Weight of Massive Talent akan menandakan kebangkitan Cage dan membawa penonyon kembali ke hari-hari kejayaan aksi hype dan Oscar yang pernah diraihnya.