Jumat 06 May 2022 16:36 WIB

Dokter: Hepatitis Termasuk Penyakit Infeksi, Lawannya Ialah Imunitas Tubuh

Dokter ingatkan untuk memproteksi anak-anak dari kemungkinan kena hepatitis akut.

Jajanan di Pasar Jambi, Jambi, Senin (4/4/2022). Pemilik restoran maupun rumah/warung makan harus lebih higienis dalam mencuci peralatan makan dan sebagainya untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus hepatitis.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Jajanan di Pasar Jambi, Jambi, Senin (4/4/2022). Pemilik restoran maupun rumah/warung makan harus lebih higienis dalam mencuci peralatan makan dan sebagainya untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus hepatitis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB menjelaskan, penyakit infeksi pada manusia, seperti hepatitis, telah ada sejak dahulu. Lawannya adalah imunitas tubuh, baik yang diperoleh secara alami maupun dimasukkan ke dalam tubuh melalui vaksin.

"Sebagaimana sel manusia berevolusi, berubah sesuai lingkungan, maka bakteri, virus, dan sebagainya juga berubah baik alami maupun rekayasa, karena penelitian, kemudian karena mikroskopis, maka bisa saja menular lewat vektor yang tidak kita ketahui," kata Wakil Ketua Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pelayanan Kedokteran Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia itu dalam keterangan di Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat (6/5/2022).

Baca Juga

Mengingat penelitian sering terlambat jika dibandingkan penyakit atau perubahan itu sendiri, menurut dr Agus, konsep dasar yang harus dipahami adalah tetap menjaga dan memproteksi diri. Lebih lanjut, Agus mengatakan, kebanyakan penularan virus hepatitis terjadi karena bersentuhan dengan berbagai cara.

"Dengan begitu, cara menghindarinya tetap menjaga 5M seperti dalam pencegahan Covid-19, yakni memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas," jelas dr Agus.

Sebagai upaya untuk menangkal hepatitis, menurut dr Agus, masyarakat dapat meminum ramuan tradisional, seperti campuran madu dan temulawak, jahe, kulit manggis, atau sari kurma. Semuanya bisa diperoleh di apotek maupun toko obat karena telah mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Masyarakat juga bisa meraciknya sendiri. Dengan mengonsumsi ramuan itu diharapkan levernya kuat melawan hepatitis yang memang melawan sel kupffer hati," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Pusat Perhimpunan Kedokteran Digital Terintegrasi (Perdigti) itu.

Dr Agus juga mengimbau para orang tua untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak jajan sembarangan karena hepatitis akut tersebut banyak menyerang anak-anak. Selain itu, pemilik restoran maupun rumah/warung makan harus lebih higienis dalam mencuci peralatan makan dan sebagainya untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus hepatitis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement