REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar penyebab kanker telah secara signifikan memperlambat pencarian obat. Di sisi lain, para peneliti tetap membuat kemajuan yang signifikan dalam studi mereka, membantu jutaan orang bertahan dari penyakit ini.
Dalam studi terbaru, tim ilmuwan menemukan bahwa obat HIV standar dapat menyetop perkembangan kanker usus. Studi tampaknya menunjukkan bahwa kombinasi obat HIV dapat mencegah perkembangan berbagai jenis kanker.
Metastasis terjadi ketika sel-sel yang dilepaskan oleh tumor primer dibawa ke jaringan atau bagian tubuh lain, di mana mereka membentuk tumor sekunder. Tumor sekunder ini dianggap sebagai keturunan kanker yang mematikan, karena membuat kanker jauh lebih sulit untuk diobati.
Inilah yang menjadi alasan mengapa mendeteksi penyakit pada tahap awal adalah kunci untuk bertahan hidup, karena memungkinkan untuk dikendalikan. Tidak ada cara pasti untuk menghentikan metastasis, tetapi beberapa terapi sistemik, seperti kemoterapi, bertujuan untuk menghentikan penyebaran sel kanker.
Temuan studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Discovery, menunjukkan bahwa terapi HIV dapat menghentikan perkembangan kanker usus besar metastatik pada 25 persen pasien. Percobaan mengamati sampel pada 32 pasien dengan kanker usus besar metastatik stadium lanjut, yang gagal merespons empat pengobatan sebelumnya.
Setelah memberikan dosis standar lamivudine yang disetujui untuk HIV kepada sembilan pasien kanker, para ilmuwan menemukan tanda-tanda stabilitas penyakit. Selanjutnya obat tampak sangat ditoleransi pada 23 pasien lainnya yang menerima terapi lamivudine setelah dosis disesuaikan empat kali lipat.
Sementara itu, dari 32 pasien, 28 persen dilihat stabil atau menunjukkan respons yang beragam pada akhir penelitian. Ini memberikan bukti bahwa obat HIV dapat digunakan kembali sebagai terapi anti-kanker pada pasien kanker metastatik, menurut David Ting, penulis utama studi dari Mass General Cancer Center.
"Jika kita melihat respons semacam ini hanya dengan satu obat HIV, percobaan berikutnya yang jelas adalah untuk melihat apa lagi yang dapat kita capai dengan HAART atau terapi antiretroviral yang sangat aktif," kata Ting, seperti dilansir Express, Kamis (7/4/2022).