Jumat 01 Apr 2022 19:17 WIB

Vaksin Pfizer untuk Anak Kurang Efektif Lawan Omicron, Tapi ...

AS telah izinkan vaksin Covid-19 Pfizer untuk anak berusia lima hingga 11 tahun.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin Covid-19 Pfizer. Meski kurang efektif lawan omicron, vaksin Covid-19 Pfizer tetap dapat melindungi anak-anak dari penyakit parah akibat infeksi omicron dan delta.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Pada Rabu (30/3/2022), New England Journal of Medicine menerbitkan laporan penelitian yang mengungkap bahwa vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech memberikan perlindungan yang lebih sedikit melawan varian omicron daripada strain delta pada anak-anak. Meski begitu, vaksin ini tetap dapat melindungi anak-anak dari penyakit parah akibat infeksi kedua varian.

Laporan tersebut menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 untuk anak berusia lima hingga 11 tahun mengurangi lebih dari dua pertiga risiko rawat inap selama lonjakan omicron dan melindungi dari perburukan kondisi. Para peneliti yang dipimpin Adrienne Randolph dari Boston Children's Hospital bersama bersama dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menemukan bahwa vaksinasi juga mengurangi rawat inap terkait Covid-19 pada remaja berusia 12 hingga 18 tahun dan sangat melindungi melawan penyakit parah.

Baca Juga

"Alasan seorang anak mendapatkan vaksin Covid-19 adalah untuk mencegah komplikasi parah infeksi SARS-CoV2, termasuk rawat inap," kata Randolph dalam rilis berita seperti dikutip dari laman Fox News, Jumat (1/4/2022).

Randolph mengatakan, bukti ini menunjukkan bahwa vaksinasi mengurangi risiko ini secara substansial pada anak berusia lima hingga 11 tahun. Sementara itu, vaksinasi memberikan remaja perlindungan yang lebih rendah terhadap omicron versus delta.

Menurut Randolph, vaksinasi dapat mencegah penyakit kritis dari kedua varian. Studi ini melihat data yang diperoleh dari 1.185 pasien mulai dari usia lima hingga 18 tahun yang positif Covid-19 dan dirawat di rumah sakit dan 1.627 pasien kontrol dengan usia yang sama yang tidak didiagnosis dengan Covid-19 di 31 rumah sakit anak di 23 negara bagian dari Juli 2021 hingga Februari 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement