Para peneliti hanya menemukan hubungan antara Covid-19 dan kondisi kardiometabolik tanpa membuktikan penyebabnya. Beberapa dokter mengatakan bahwa diagnosis baru diabetes tipe 2 dan kondisi jantung dapat dipengaruhi oleh penambahan berat badan atau penurunan aktivitas selama pandemi.
Di sisi lain, perubahan gaya hidup tidak serta merta menjelaskan peningkatan khusus pada orang yang pernah kena Covid-19. Dalam studi diabetes baru, dr Al-Aly dan rekan peneliti menganalisis catatan 181 ribu pasien Covid-19 dalam sistem Administrasi Kesehatan Veteran yang didiagnosis dengan Covid-19 dalam satu tahun terakhir.
Peneliti membandingkannya dengan lebih dari delapan juta orang. yang tidak terjangkit Covid-19. Studi VA tidak melihat kasus diabetes berdasarkan status vaksinasi.
"Ketika Anda melihat data pada skala nasional, itu jelas terjadi bahkan pada orang yang tidak memiliki faktor risiko atau faktor risiko yang sangat kecil," kata dr Al-Aly.
Menurut dr Al-Aly, diagnosis baru terjadi pada orang dewasa muda dengan berat badan yang sehat dan tidak ada riwayat gula darah tinggi sebelumnya. Maren Laughlin, direktur program National Institutes of Health National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, mengatakan bahwa penelitian ini dilakukan dengan sangat baik.
Keterbatasan utamanya adalah bahwa pasien VA umumnya cenderung lebih tua dan sakit. Di samping itu, lebih banyak laki-laki daripada populasi lebih luas.