Setelah satu tahun pengobatan CPAP, kelompok itu diuji lagi. Hasilnya, ditemukan bahwa gangguan tidur yang diinduksi oleh OSA dan kadar oksigen yang lebih rendah selama tidur mendorong percepatan usia biologis yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok control.
"Namun, pasien OSA yang mengikuti CPAP menunjukkan perlambatan usia epigenetik, sedangkan tren percepatan usia tidak berubah untuk kelompok kontrol," kata Rene Cortese PhD, asisten profesor di Departments of Child Health and Obstetrics, Gynecology and Women’s Health, University of Missouri, Amerika Serikat.
Cortese menyebutkan, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa percepatan usia biologis setidaknya sebagian bisa dipulihkan ketika pengobatan OSA yang efektif diterapkan. Dia mengatakan, kunci keberhasilan CPAP dalam memperlambat percepatan usia adalah kepatuhan yang kuat untuk menggunakan perangkat setidaknya empat jam per malam.
Tidak jelas bagaimana percepatan usia akan memengaruhi hasil klinis dan bagaimana hal itu berlaku untuk kelompok risiko lain atau anak-anak dengan OSA. Mengingat, anak-anak dengan OSA diperlakukan berbeda dari orang dewasa, penelitian ini menimbulkan banyak pertanyaan.
"Kita perlu meneliti lebih banyak tentang mekanisme dan biologi di balik temuan ini. Ini penelitian yang sangat menarik dan menggugah pikiran," kata Cortese, seperti dilansir Times Now News, Selasa (22/3/2022).
Kabar baiknya kondisi ini bisa ditangani. Beberapa pelayanan kesehatan telah mengembangkan program medis untuk OSA. Apollo TeleHealth di India, misalnya, memiliki program "Good Nidra", dimana pasien akan diminta mengisi kuesioner lalu ahli tidur akan mendiagnosis, memberikan konseling. dan menafsirkan berbagai laporan klinis yang akan diikuti dengan pemasangan perangkat CPAP di rumah.
"Program ini juga mendukung pasien dengan pemantauan kepatuhan pengobatan dan manajemen gaya hidup yang konstan. Program baru yang inovatif ini dapat membantu komunitas medis secara keseluruhan untuk menangani OSA dengan harapan dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa dan meningkatkan kesadaran akan penyakit mematikan ini," kata Dr Ayesha Nazneen, Chief Medical Officer, Apollo TeleHealth.