Berdasarkan Indeks Nyeri Global pada 2017, prevalensi untuk kasus nyeri otot dan sendi di Indonesia mencapai 60 persen nyeri, mendekati angka global 61 persen. Kehadiran terapi TENS dapat membantu nyeri otot dan sendi yang kerap terjadi dan diklaim memiliki sangat sedikit efek samping.
TENS bekerja dengan mengalirkan listrik tegangan rendah lewat patch yang ditempel di sekitar lokasi nyeri otot dan sendi. Alat ini bekerja dengan mekanisme triple action, yaitu menunda rasa nyeri diterima oleh saraf pusat, mengeluarkan hormon endorfin dan serotonin, serta melancarakan peredaran darah sehingga dengan demikian rasa nyeri bisa berkurang bahkan tidak lagi dirasakan oleh penderita.
Secara umum, alat ini aman digunakan untuk penderita nyeri otot dan sendi yang berusia produktif maupun manula, namun tentunya terapi baru bisa dilakukan dengan optimal setelah berkonsultasi dengan tenaga medis. Agar TENS aman digunakan di rumah, dr Saad menyarankan agar pasien berkonsultasi dengan sehingga terapi dapat berjalan optimal.