REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktris Zoe Kravitz mengatakan pernah merasa tidak nyaman saat berada di Monterey, California, selama syuting Big Little Lies. "Ada beberapa saat di mana saya merasa sedikit tidak nyaman karena itu adalah ‘area’ putih. Hanya orang rasis yang aneh di bar dan hal-hal seperti itu,” kata Kravitz dilansir Fox News, Jumat (11/3/2022).
Kravitz membuat pernyataan itu sambil berbicara tentang keputusannya untuk tidak hanya mengambil peran secara eksplisit tentang ras. Pada satu titik, dia menjelaskan semua skrip yang dikirim adalah tentang wanita kulit hitam pertama yang membuat muffin atau semacamnya.
"Meskipun cerita-cerita itu penting untuk diceritakan, saya juga ingin membuka diri sebagai seorang seniman,” ujar dia menjelaskan alasannya mengambil bagian dalam Big Little Lies.
Kravitz mengatakan dia berjuang dengan karakternya, karena bagian itu awalnya ditulis untuk orang kulit putih. Kravitz adalah putri dari penyanyi yang menjadi aktor Lenny Kravitz dan aktris Lisa Bonet. Dia memulai kariernya di Hollywood pada usia muda dengan mengerjakan film No Reservation dan The Brave On selama tahun terakhir sekolah menengahnya.
Selain Big Little Lies, Kravitz telah muncul di The Divergent Series, Mad Max: Fury Road, dan X-Men: First Class. Dia baru-baru ini mendapatkan peran terbesarnya dalam The Batman. Meskipun mendapatkan peran besar, Kravitz pernah ditolak ketika mencoba mengikuti audisi untuk The Dark Knight Rises. Dia diberitahu bahwa dia terlalu "urban" untuk peran tersebut pada saat itu.
"Menjadi wanita kulit berwarna dan menjadi aktor, dan diberitahu pada waktu itu bahwa saya tidak dapat membaca (naskah) karena warna kulit saya, dan kata 'urban' dilemparkan seperti itu, itulah yang sangat sulit,” kata Kravitz.
Kravitz dipuji karena perannya sebagai Catwoman dengan Halle Berry, Anne Hathaway, dan Michelle Pfeiffer (semuanya telah memainkan karakter tersebut) yang mengeluarkan dukungan mereka. Menurut perkiraan studio, The Batman yang dibintangi Robert Pattinson sebagai Caped Crusader telah meraup 128,5 juta dolar AS (sekitar Rp 1,8 triliun) di Amerika Utara.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
