Selasa 08 Mar 2022 15:54 WIB

Perselingkuhan Bisa Pengaruhi Psikologis Anak dan Pasangan, Kenali Fase-Fasenya

Perselingkuhan dapat memengaruhi kondisi psikologis anak dan pasangan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Reiny Dwinanda
Orang tua dan anak (ilustrasi). Perselingkuhan dapat memengaruhi kondisi psikologis anak dan pasangan.
Foto:

Iswan mengungkap, ada fase tertentu dalam hubungan perselingkuhan. Pertama, perselingkuhan dapat terjadi dalam suatu hubungan yang memang salah, yakni tidak ada keseimbangan seseorang dan pasangan. Biasanya salah satu merasa takut untuk menolak pasangannya.

Dari situasi ini, muncul fase kedua, terjadi tindakan perselingkuhan. Fase ketiga ada rekonsiliasi, pelaku menyesali dan meminta maaf.

"Keempat, fase calm, tiap pasangan berusaha untuk menerima dan menganggap semuanya tidak terjadi apa-apa," ujar Iswan.

Iswan mengingatkan, ada perilaku manipulatif orang yang berselingkuh. Biasanya, ia akan membuat pasangannya berada dalam kondisi lemah dan tidak berdaya, sehingga leluasa mengeksploitasi pasangannya dengan melakukan perselingkuhan.

Mereka cenderung akan terus berbohong kepada pasangannya. Tidak jarang, pelaku sengaja membuat candaan-candaan yang membuat pasangannya ragu dan tidak percaya diri. Mereka lihai membuat pasangan merasa bersalah dengan pengolahan kalimat.

Menurut Iswan, tindakan perselingkuhan bisa saja dicegah atau dihentikan. Perubahan itu hanya bisa berasal dari keinginan masing-masing pasangan dalam suatu hubungan.

"Hidup Anda tidak menjadi lebih baik secara kebetulan, tetapi karena adanya sesuatu yang diubah," kata Iswan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement