REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, sekitar 300-an kasus Covid-19 akibat infeksi SARS-CoV-2 varian omicron subvarian BA.2 telah terdeteksi per Sabtu (5/3/2022). Varian yang dijuluki "Son of Omicron" itu dikhawatirkan lebih cepat menular dan dapat meningkatkan keparahan gejala.
Faktanya, beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa infeksi omicron BA.1 dan BA.2 sama-sama menyebabkan gejala yang relatif lebih ringan. Itu karena sebagian besar populasi telah divaksinasi.
Hanya saja, varian omicron diketahui mampu menghindari sistem kekebalan, baik yang didapat dari infeksi sebelumnya ataupun dari vaksinasi. Gejala umum bagi yang telah divaksinasi termasuk sakit tenggorokan, pilek, bersin terus menerus, batuk, sakit kepala, nyeri otot dan mual.
Apa gejala paling umum dari Omicron BA.2?
Studi di Inggris mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi Son of Omicron menunjukkan gejala yang berhubungan dengan usus. Saat terpapar, penderita mengeluh enam gangguan yang berhubungan dengan usus, yakni mual, diare, muntah, sakit perut, mulas, dan kembung.
"Kita tahu bahwa virus ini mencoba masuk melalui mulut dan hidung serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang berbeda," kata Prof Tim Spector selaku pemimpin studi ZOE Covid Symptom kepada The Sun, dikutip Sabtu (5/3/2022).
Menurut Prof Spector, omicron atau varian lainnya bisa saja menyerang usus. Mengingat Son of Omicron juga terkenal sebagai "Stealth Omicron" alias "Omicron Siluman", bisa jadi keberadaannya tidak terdeteksi oleh tes aliran lateral atau tes antigen.
"Maksudnya, virusnya tidak akan terlihat di hidung, jadi Anda bisa terkena infeksi usus, tapi tidak terlihat positif saat dites," ungkap Prof Spector.