REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) di Amerika Serikat menyetujui pengobatan antibodi monoklonal baru yang bekerja melawan varian omicron. Otorisasi penggunaan darurat untuk bebtelovimab adalah untuk pengobatan Covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa dan pasien anak-anak berusia minimal 12 tahun yang berisiko tinggi terkena penyakit parah.
"Tindakan hari ini menyediakan antibodi monoklonal lain yang menunjukkan aktivitas melawan omicron, pada saat kami berusaha untuk lebih meningkatkan pasokan," kata Direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA, Patrizia Cavazzoni, dikutip dari US News pada Sabtu (12/2/2022).
Dia menyebut, otorisasi ini merupakan langkah penting dalam memenuhi kebutuhan akan lebih banyak alat untuk merawat pasien karena varian baru virus terus bermunculan. Bebtelovimab bekerja dengan mengikat protein lonjakan virus yang menyebabkan Covid-19, mirip dengan antibodi monoklonal lain yang telah disahkan untuk pengobatan pasien berisiko tinggi.
Badan tersebut mendasarkan keputusannya pada serangkaian uji klinis yang melibatkan lebih dari 700 pasien Covid-19. Tingkat rawat inap dan kematian terlihat pada mereka yang menerima bebtelovimab saja atau dengan antibodi monoklonal lainnya umumnya lebih rendah dibandingkan kelompok yang menerima plasebo.
Kepala ilmuwan Lilly and Co, Daniel Skovronsky, mengatakan, Amerika Serikat akan membeli 600 ribu dosis obat dalam kesepakatan 720 juta dolar AS.
"Dengan munculnya varian seperti omicron, pilihan pengobatan tetap terbatas. Lilly dengan senang hati memberikan pilihan pengobatan lain untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien dan penyedia layanan kesehatan yang terus berjuang melawan pandemi ini," kata dia.
Otorisasi penggunaan darurat datang sebagai kabar baik bagi orang-orang yang berisiko tinggi untuk Covid-19 parah. Mutasi omicron telah membuat beberapa perawatan antibodi monoklonal yang tersedia sebelumnya menjadi tidak efektif, membuat dokter memiliki lebih sedikit pilihan perawatan.
Lilly telah bekerja keras untuk melawan pandemi ini. Pada awal 2021, sebelum identifikasi varian omicron, para ilmuwan Lilly sudah bekerja untuk mengembangkan bebtelovimab sebagai antibodi penetral luas yang dapat digunakan untuk melawan varian yang sangat bermutasi, jika salah satunya muncul. Kemungkinan efek samping bebtelovimab termasuk gatal, ruam, reaksi terkait infus, mual, dan muntah.