Rabu 04 Jun 2025 14:55 WIB

Pemerintah Diminta Perkuat Pemantauan Kasus Covid-19

Menurut ahli kesehatan, peningkatan kasus Covid-19 perlu diamati dengan cermat.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kasus Covid-19 (ilustrasi).Pemerintah disarankan untuk meningkatkan pemantauan kasus Covid-19.
Foto: Dok. Freepik
Kasus Covid-19 (ilustrasi).Pemerintah disarankan untuk meningkatkan pemantauan kasus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah disarankan untuk meningkatkan pemantauan kasus Covid-19. Menurut Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama, hal ini penting dilakukan menyusul peningkatan kasus infeksi virus corona di negara tetangga.

"Pemerintah harus terus meningkatkan surveilans epidemiologi untuk mengetahui jumlah kasus dan kematian serta pasien di pelayanan kesehatan," kata Prof Tjandra dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (4/6/2025).

Baca Juga

Ia menyampaikan bahwa pemerintah juga perlu melakukan surveilans genomik untuk mengetahui varian atau subvarian virus penyebab Covid-19 yang sedang beredar dan menginformasikannya kepada masyarakat luas. Menurut dia, pemerintah bisa memanfaatkan kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara maupun Organisasi Kesehatan Dunia untuk memantau perubahan pola penyebaran Covid-19 di dalam negeri maupun di negara tetangga.

"Kita perlu menyadari bahwa Covid-19 memang masih ada di tengah kita. Kasusnya masih ada di berbagai negara, termasuk negara kita," kata dia.

"Peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara tetangga perlu kita amati dengan cermat. Tentu tidak perlu panik, tetapi jelas harus waspada, tidak bisa diabaikan begitu saja," kata dia.

Guna meminimalkan kemungkinan tertular Covid-19, ia mengatakan, vaksinasi dianjurkan dilakukan pada orang-orang dengan risiko kesehatan tinggi setahun sesudah vaksinasi terdahulu. Dia juga menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam upaya untuk menekan risiko penularan Covid-19.

"Ini akan meningkatkan daya tahan tubuh kita, baik menghadapi kemungkinan Covid-19 ataupun penyakit dan masalah kesehatan lainnya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement