Rabu 02 Feb 2022 14:09 WIB

Menambahkan Micin Sebagai Bumbu, Benarkah Sangat Buruk Bagi Kesehatan?

'Micin' atau MSG kerap dihindari karena dianggap berbahay bagi kesehatan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
'Micin' atau MSG kerap dihindari karena dianggap berbahay bagi kesehatan.
Foto:

Namun, jika Anda selalu merasa tidak enak setelah makan makanan tinggi MSG, Anda tidak perlu merasa bersalah untuk menghentikannya dari diet (pola makan). 

“Orang akan mendengar banyak cerita tentang reaksi yang tidak diinginkan terhadap MSG. Jika Anda salah satu dari orang-orang itu, tidak masalah apa yang ditunjukkan oleh penelitian. Anda mungkin ingin menghindari bahan yang tidak membuat Anda merasa baik,” kata Levin.

 

Mengapa MSG memiliki reputasi buruk?

Terlepas dari prevalensi MSG (dan kekuatan penambah rasa), budaya Barat sebagian besar memahami aditif sebagai tidak sehat. Banyak dari stigma itu dapat ditelusuri kembali ke surat kepada editor yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine pada 1968, di mana seorang dokter menggambarkan sindrom aneh setiap kali makan di restoran Cina. Penyakit misterius itu termasuk mati rasa, kelemahan, dan jantung berdebar-debar, di mana dia berpikir bahwa memasak anggur, MSG, atau terlalu banyak garam bisa menjadi penyebabnya.

Meskipun surat itu tidak termasuk penelitian yang sebenarnya, tetapi itu membuat publik menyalahkan MSG, dan istilah "Sindrom Restoran Cina" memasuki leksikon populer. Menggabungkan ketakutan akan bahan tambahan makanan dan sejarah panjang xenofobia anti-Asia di Amerika Serikat, apa yang disebut sindrom ini mengubah monosodium glutamat menjadi momok.

Pada tahun-tahun berikutnya, penelitian yang salah dan laporan yang memicu peradangan hanya memperkuat gagasan bahwa MSG dapat membuat Anda sakit. Sekarang, restoran akan dengan bangga mengumumkan bahwa mereka tidak menggunakan MSG di dapur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement