REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Bagi sebagian orang, memasak tanpa menambahkan monosodium glutamate (MSG) rasanya akan hambar dan kurang lezat. Tapi tahukah Anda tentang glutamate?
Glutamate adalah bahan alami yang dapat membuat makanan lebih lezat. Karenanya masih tetap dipilih untuk menjadi penyedap rasa makanan. Penggunaan yang tepat dapat meningkatkan cita rasa makanan.
Ketua Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI), Satria Gentur Pinandita mengatakan bahan tambahan pangan MSG sudah terkategorikan sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS) di Amerika. Artinya secara umum diakui aman dengan dikonsumsi secukupnya.
"Selain itu juga mendapatkan persetujuan dari JECFA agar penggunaannya secukupnya. BPOM DepKes RI juga sudah menyebutkan penggunaan MSG adalah secukupnya," tegas Satria dalam siaran pers, Senin (9/10/2023).
Glutamate alami bisa ditemukan dibanyak bahan makanan, seperti, kecap, terasi, rumput laut, tebu, jengkol dan beberapa sayuran tertentu seperti tomat, jamur dan lainnya. Bahkan zat ini terdapat secara alami pada tubuh manusia, seperti air susu ibu (ASI). Masyarakat mengenal glutamat sebagai bahan dari penyedap rasa dalam MSG.
Apa sih MSG? MSG adalah produk fermentasi. Proses fermentasi dari tetes tebu menggunakan mikroorganisme, kemudian dilanjutkan dengan proses isolasi dan purifikasi. Hasilnya adalah MSG dengan kemurnian diatas 99 persen.
MSG dapat memberikan rasa umami (gurih) terutama pada masakan yang berkuah, mengurangi rasa “langu” pada masakan dan mengurangi penggunaan garam dapur dalam masakan sehingga lebih sehat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 tahun 2012, dengan takaran secukupnya, MSG telah ditetapkan sebagai pangan penguat rasa yang paling aman dan diizinkan untuk dikonsumsi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menetapkan asupan harian MSG yang dapat diterima oleh tubuh manusia adalah 0 sampai 12mg/KgBB. Semua produk MSG di Indonesia diproses secara fermentasi dari bahan alami (tetes tebu).
Ahli kimia kuliner dari forum Kimisutra, Irvan Kartawiria mengatakan masyarakat perlu pemahaman lebih mengenai fungsi glutamat dalam masakan agar tidak bias informasi dan terjebak dalam persepsi yang belum tentu kebenarannya.
Chef Agustiah atau yang akrab dipanggil Tia ini menambahkan dari sisi rasa penggunaan Glutamate dapat bergeser dari pelengkap menjadi kebutuhan. Saat kualitas bahan pangan sudah bagus kandungan glutamate alami cukup tinggi, penggunaan Glutamate tambahan mungkin tidak terlalu memberikan perbedaan pada rasa makanan. "Tapi ketika kualitas bahan pangan menurun penambahan glutamate diperlukan untuk memperbaiki cita rasa masakan," ujarnya.
Chef Tia mengatakan dari sisi kesehatan, jika dipakai dalam jumlah yang wajar dengan memahami fungsi dan manfaat glutamat dalam makanan, pemakaiannya dapat membantu mengurangi gula dan garam dalam masakan, sehingga berpotensi untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Ketua Fermentasi Nusantara (Fermenusa), Bambang Britono menyampaikan pihaknya makin yakin bahwa produk-produk MSG itu sehat dan tidak berbahaya.