REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Film The Batman segera hadir untuk penggemar DC pada Maret 2022. Dari durasinya yang hampir tiga jam, banyak pihak menyebut Warner Bros (WB) telah belajar dari kesalahan mereka dari film Justice League.
WB memulai waralaba semesta sinematik yang ambisius bersama DC Comics pada 2013. Setelah Man of Steel, berlanjut dengan Batman v Superman: Dawn of Justice, hingga Justice League.
Beberapa di antaranya tidak berjalan baik, termasuk Justice League. Keuntungan dari perilisannya di bioskop biasa-biasa saja karena hengkangnya sang sutradara, Zack Snyder, yang mengalami masalah pribadi.
Setelah kepergian Snyder, WB membawa Joss Whedon untuk menyelesaikan Justice League pada 2017. Dengan keterbatasan durasi, Whedon menggarap sinema yang tidak memenuhi ekspektasi besar dari kritikus dan pemirsa.
Sebaliknya, versi director's cut yang belakangan dirilis Snyder justru sangat disukai oleh penggemar. Versi yang sering disebut Snyder's Cut itu punya durasi empat jam sehingga Snyder bisa memasukkan semua elemen cerita yang dia inginkan.
Tidak bisa dimungkiri bahwa Justice League versi bioskop dengan durasi terbatas menghilangkan banyak adegan penting. Itu membuat beberapa plot serta adegan dalam film terkesan tidak masuk akal.
Hal itu agaknya tidak akan kembali terjadi pada The Batman. WB sepertinya menangani sinema dengan baik dengan membiarkan sutradara Matt Reeves menuangkan idenya selama tiga jam durasi.
The Batman awalnya direncanakan untuk menjadi tayangan solo pertama untuk Batman versi aktor Ben Affleck. Akan tetapi, Affleck yang tadinya juga akan menyutradarai sekaligus membintangi film malah keluar dari peran.
Kemunculan Affleck sebagai Batman di sinema The Flash mendatang akan menjadi penampilan terakhirnya sebagai Batman. Versi Batman yang dia perankan dianggap salah satu yang paling akurat berdasarkan komik.
Alih-alih dibatalkan, The Batman dimodifikasi menjadi film superhero solo yang berbeda. Peran Batman alias Dark Knight kini diberikan kepada aktor Robert Pattinson. Ceritanya berlangsung dalam kontinuitas baru.
Selain menampilkan sutradara dan pemeran baru, sinema bakal lebih berfokus pada realisme sosok Batman. Sutradara Reeves diprediksi lebih leluasa menggambarkan visinya tentang Batman, dengan sedikit campur tangan studio.
Ada kesan WB kini lebih mengizinkan sutradara membuat film dengan caranya sendiri. Tidak seperti sejumlah sinema DCEU, The Batman kemungkinan akan menceritakan kisah yang persis seperti yang diinginkan Matt Reeves.