Selasa 21 Dec 2021 00:05 WIB

Pfizer Mulai Uji Coba Booster Bagi Anak 2-5 Tahun

Dua dosis kecil vaksin tidak hasilkan respons imun efektif bagi anak 2-5 tahun.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Dua dosis kecil vaksin tidak hasilkan respons imun efektif bagi anak 2-5 tahun (Foto: ilustrasi vaskinasi anak)
Foto: AP/Lisa Leutner
Dua dosis kecil vaksin tidak hasilkan respons imun efektif bagi anak 2-5 tahun (Foto: ilustrasi vaskinasi anak)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji klinis Pfizer melaporkan bahwa dua dosis kecil vaksin mRNA tidak menghasilkan respons imun yang efektif pada anak berusia dua hingga lima tahun. Kini, para peneliti sedang melakukan uji coba lanjutan untuk menambahkan dosis ketiga atau booster, yang berarti tidak mungkin kelompok usia ini akan memiliki akses ke vaksin sebelum kuartal kedua tahun 2022.

Meskipun vaksin mRNA Covid-19 Pfizer baru-baru ini diizinkan untuk penggunaan darurat pada anak-anak berusia lima hingga 11 tahun, anak di bawah lima tahun akan menunggu beberapa bulan lagi untuk bisa divaksin. Sebuah pernyataan baru dari perusahaan menunjukkan tanggapan kekebalan yang mengecewakan pada kelompok anak berusia dua hingga lima tahun.

Baca Juga

Uji coba yang sedang berlangsung sedang menguji dosis yang sangat kecil dari vaksin mRNA pada anak-anak berusia antara enam bulan sampai lima tahun. Dosis yang diujicobakan hanya tiga mikrogram, sepersepuluh dari dosis diberikan kepada orang dewasa dan sepertiga dari dosis diberikan kepada anak berusia lima hingga 11 tahun.

Sebuah komite pemantau data independen dilaporkan telah mengevaluasi data imunogenisitas dari uji coba yang sedang berlangsung dan menemukan dua dosis formulasi anak kecil tidak cukup untuk menghasilkan respons imun yang efektif pada anak berusia dua hingga lima tahun. Pernyataan Pfizer mencatat respon imun yang efektif, bagaimanapun, terdeteksi pada cohort berusia enam sampai 24 bulan.

Alih-alih menaikkan dosis, perusahaan kini telah mengubah protokol uji coba untuk menambahkan dosis mikrogram ketiga yang diberikan setidaknya dua bulan setelah dosis kedua. Artinya, jika pada akhirnya berhasil, vaksin tidak akan tersedia bagi mereka yang berusia di bawah lima tahun hingga 2022.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci mengatakan bahwa penundaan ini penting dilakukan demi mendapatkan dosis yang tepat. Meski di sisi lain, ia berharap vaksin akan dapat diakses oleh anak-anak lebih cepat.

“Setidaknya dari apa yang dikatakan Pfizer, pada saat mereka mendapatkan semua data yang diperlukan dan melalui semua prosedur untuk mendapatkan otorisasi penggunaan darurat, sayangnya itu tidak akan sampai kuartal kedua. Tapi penundaan ini tidak menjadi masalah agar mendapatkan dosis yang tepat dan rejimen yang tepat untuk anak-anak,” kata Fauci seperti dilansir dari New Atlas, Selasa (21/12).

Pada catatan yang lebih menjanjikan, Pfizer telah melaporkan bahwa dosis anak kecil yang diuji coba tidak menimbulkan efek samping apapun pada cohort anak usia 6 bulan hingga lima tahun. Perusahaan juga sedang menguji coba dosis vaksin mRNA ketiga dalam kelompok anak-anak yang lebih besar dengan harapan persetujuan peraturan untuk booster pada kelompok usia tersebut pada awal 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement