Selasa 30 Apr 2024 16:53 WIB

Mitos Efek Samping Vaksin Masih Jadi Tantangan Pelaksanaan Vaksinasi

Tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian.

Tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Alfi Auliya mengemukakan bahwa mitos mengenai efek samping vaksin masih menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Dalam acara diskusi kesehatan bersama Halodoc di Jakarta, Selasa (30/4/2024), dia menyampaikan bahwa masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian.

"Sebenarnya tidak ada penelitian valid bahwa vaksinasi bisa menyebabkan kematian," kata dokter yang sering membagikan konten edukasi kesehatan di media sosial itu.

Baca Juga

Alfi mengatakan bahwa kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) berupa demam atau nyeri di sekitar area yang disuntik wajar terjadi setelah vaksinasi. Jika gejala-gejala semacam itu muncul setelah menjalani vaksinasi, maka pasien disarankan berkonsultasi dengan dokter agar bisa diberi obat pereda demam maupun nyeri.

Alfi menekankan pentingnya penyuntikan vaksin dilakukan oleh dokter agar sebelum menjalani vaksinasi pasien bisa diperiksa keadaan fisiknya, termasuk suhu badan serta riwayat penyakit dan alerginya.

​​​​​​​"Itu adalah salah satu rangkaian untuk menandakan tubuh siap untuk divaksin, karena vaksin adalah komponen virus yang dilemahkan masuk ke tubuh. Jadi, kalau lagi enggak fit, demam, diare, batuk pilek, itu enggak boleh divaksinasi," ia menjelaskan.

"Kalau mau vaksin apapun, make sure (pastikan) tidak sedang sakit atau habis jajan sembarangan," katanya.

Dia juga menyampaikan pentingnya tenaga kesehatan terus menerus menyampaikan penyuluhan mengenai manfaat vaksinasi guna meluruskan pemahaman yang keliru perihal vaksinasi dan efeknya di kalangan masyarakat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement