Kamis 16 Dec 2021 00:03 WIB

Karbohidrat Sederhana Bisa Menjadi Sangat Adiktif

Karbohidrat sederhana kerap disebut sebagai 'karbohidrat jahat'.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Karbohidrat sederhana kerap disebut sebagai 'karbohidrat jahat' (Foto: ilustrasi)
Foto: The Blue Diamond Gallery
Karbohidrat sederhana kerap disebut sebagai 'karbohidrat jahat' (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karbohidrat sederhana kerap disebut sebagai karbohidrat yang "jahat" atau kurang baik bagi kesehatan tubuh. Selain kurang bernutrisi, karbohidrat sederhana juga bisa menjadi sangat adiktif.

Karbohidrat sederhana merupakan jenis karbohidrat yang dapat dipecah dengan cepat di dalam tubuh untuk digunakan sebagai energi. Karbohidrat sederhana bisa ditemukan secara alami pada beberapa makanan seperti buah, susu, atau produk susu.

Baca Juga

Akan tetapi, karbohidrat sederhana juga bisa ditemukan pada makanan-makanan olahan dan juga gula rafinasi menurut MedlinePlus. Beberapa contoh di antaranya adalah gula pasir, sirup, permen, kue, dan cokelat.

Meski sering kali kurang bernutrisi, karbohidrat sederhana sangat populer di tengah masyarakat. Ternyata, ada penjelasan ilmiah mengapa karbohidrat sederhana tampak adiktif dan sangat mudah disukai.

"(Karbohidrat sederhana) mengaktifkan reward circuit kita," jelas ahli gizi Rashi Chowdhary, seperti dilansir Indian Express, Rabu (15/12).

Pada dasarnya, Chowdhary mengatakan konsumsi karbohidrat dapat memunculkan rasa bahagia atau "high". Setiap kali seseorang mengonsumsi karbohidrat, lanjut Chowdhary, tubuh akan melepaskan insulin yang kemudian memicu  plasma tryptophan ratio. Kondisi ini akan mendororong peningkatan pelepasan serotonin.

Akan tetapi, pelepasan serotonin ini akan kembali menurun setelah beberapa saat. Perubahan ini yang kemudian memunculkan perasaan ingin kembali mengonsumsi karbohidrat untuk merasakan rasa gembira atau "high" yang sama seperti sebelumnya.

Di sisi lain, karbohidrat juga turut mempengaruhi suasana hati. Hal ini menjelaskan mengapa konsumsi karbohidrat berlebih bisa terjadi dengan mudah.

"Konsumsi terlalu banyak karbohidrat dalam setiap kali makan dapat menyebabkan insulin tubuh Anda bekerja terlalu erat untuk menyimpan gula-gula, yang bisa memicu resistensi insulin," jelas Chowdhary.

Resistensi insulin terjadi ketika gula tak bisa masuk ke dalam sel dan menetap di aliran darah. Dampaknya, sel-sel akan "kelaparan". Meski sudah mengonsumsi makanan yang cukup, sel-sel tidak bisa mengakses gula sebagai sumber energinya.

Akan tetapi, bukan berarti karbohidrat harus dimusuhi. Tubuh tetap memerlukan asupan karbohidrat yang cukup agar bisa berfungsi normal. Kunci terpentingnya adalah memilih tipe karbohidrat yang tepat dan memiliki jadwal makan yang baik.

Seperti diketahui, selain karbohidrat sederhana ada pula karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks kerap digadang sebagai opsi karbohidrat yang lebih sehat. Selain lebih bernutrisi dan mengandung serat, karbohidrat kompleks bisa membuat tubuh terasa lebih berenergi dan memberikan rasa kenyang lebih lama.

Karbohidrat kompleks juga memiliki beragam variasi yang tak kalah lezat dibandingkan karbohidrat sederhana. Beberapa di antaranya adalah gandum utuh seperti quinoa atau oat dan buah-buahan seperti apel, jeruk, dan kiwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement