REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan berkemih yang tiba-tiba atau meningkat di malam hari sering kali dikaitkan dengan penyakit diabetes. Akan tetapi, kondisi yang dikenal sebagai nokturia ini ternyata juga bisa menjadi gejala dari kanker prostat.
Ada dua hal yang dapat memicu terjadinya nokturia pada kasus kanker prostat. Yang pertama adalah terapi radiasi di mana terapi ini memicu terjadinya nokturia pada sekitar 25 persen kasus kanker prostat.
Selain merupakan efek samping terapi radiasi, nokturia juga bisa terjadi akibat tumor yang membesar pada kanker prostat. Tumor yang membesar tersebut menekan bagian uretra dan memicu terjadinya nokturia.
"Ini bisa dianggap sebagai frekuensi buang air kecil di malam hari, atau harus buang air kecil lebih sering di malam hari," ungkap Cleveland Clinic, seperti dilansir Coventry Telegraph, Selasa (23/11).
Nokturia yang berkaitan dengan tumor pada kasus kanker prostat umumnya baru terjadi ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut. Pada kondisi ini, kanker prostat perlu segera mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat.
"Kanker prostat biasanya tidak menyebabkan gejala sampai kanker tumbuh cukup besar untuk menekan saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke penis," ujar National Health Service (NHS).
Minimnya gejala membuat kanker prostat sulit untuk dideteksi pada stadium awal. Oleh karena itu, laki-laki khususnya yang berisiko tinggi perlu melakukan skrining agar kanker prostat bisa terdeteksi sejak dini.
Menurut Prostate Cancer UK, ada beberapa kelompok yang dinilai berisiko terhadap kanker prostat. Kelompok tersebut adlaah laki-laki berusia 50 tahun ke atas, memiliki anggota keluarga yang pernah terkena kanker prostat, atau laki-laki berkulit hitam.
Sayangnya, tingkat skrining kanker tampak mengalami penurunan yang signifikan di masa pandemi Covid-19. Padahal, skrining memiliki peran besar untuk mendeteksi kanker sedini mungkin sehingga pasien bisa mendapatkan perawatan dengan lebih cepat dan memiliki harapan hidup lebih baik.
Secara umum, kanker prostat merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada laki-laki. Kanker prostat kerap disebut sebagai penyakti yang agresif karena bisa menyebar secara cepat ke organ lain seperti kelenjar getah bening bila dibiarkan tak diobati.
Baca juga : Minuman Terburuk untuk Detak Jantung Jika Diminum Berlebihan
Pengaturan pola makan yang kaya akan sayur dan buah terbukti dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat. Tak hanya itu, pola makan ini juga dapat membantu memperlambat penyebaran kanker pada pasien kanker prostat.
Menurut studi, pasien yang menyantap lebih banyak buah, sayur, legum, dan ikan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami pertumbuhan kanker yang lebih berat. Makanan-makanan tersebut diketahui mengandung senyawa karotenoid secara alami. Senyawa ini dapat memberikan perlindungan dari kerusakan DNA.
Buah berwarna merah juga dinilai baik untuk dikonsumsi karena mengandung likopen yang menurut studi dapat melawan kanker. Menurut sebuah studi pada 2020 di Cancer Causes and Control, konsumsi tomat kalengan dapat menurunkan risiko kanker sampai 28 persen.