REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir setiap perempuan pernah memakasi lipstik. Pemoles bibir ini menjadi cara termudah untuk menegaskan riasan. Tak hanya di bibir, terkadang lipstik juga dibubuhkan pada pipi hingga kelopak mata.
Namun, ada hal mengejutkan terkait lipstik. Saat ini, perusahaan kosmetik menggunakan segala macam bahan untuk membedakan lipstik mereka dari yang lain. Namun, hampir semua bahan lipstik mengandung lilin, minyak, dan pigmen.
Lilin dan minyak adalah bahan utama yang dioles di bibir, memberikan rasa lembut. Pigmen biasanya merupakan kombinasi warna yang membantu menciptakan warna yang unik.
Selain itu, banyak lipstik mengandung pengawet, alkohol, pewangi, dan bahan kimia tertentu lainnya yang membantu pigmen menyatu dengan minyak dan lilin. Pengawet, tentu saja, meningkatkan umur simpan produk.
Alkohol digunakan sebagai pelarut untuk memastikan bahwa lilin dan minyak tidak terpisah. Wewangian membantu menutupi bau semua bahan dalam lipstik. Terkadang, produsen menambahkan wewangian yang lebih kuat, sehingga kita akan lebih menikmati produknya.
Menurut Ahli Onkologi di Hackensack Meridian Health, Deena Mary Atieh Graham, banyak lipstik mengandung paraben dan ftalaty yang menjadi bahan berbaya penyebab kanker payudara. Paraben adalah pengawet dalam lipstik, dan membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur dalam produk. Ftalat sering digunakan dalam produk plastik untuk membuat plastik lebih fleksibel.
Dalam lipstik, bahan kimia ini bertindak sebagai zat pengikat dan pelarut. Mereka menahan warna di dalam produk sehingga tidak terpisah dari bahan lain. Paraben dan ftalat memang tampak seperti bahan lipstik yang diperlukan, mereka dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan. EWG mencatat bahwa paraben adalah pengganggu endokrin, mereka dapat mempengaruhi hormon dalam tubuh.
Estrogen bekerja pada sel melalui reseptor estrogen. Begitu estrogen mengikat reseptor, aktivitas sel dapat berubah. Sebagian besar waktu ini adalah proses normal dan penting bagi tubuh.
“Namun, beberapa jenis kanker payudara sensitif terhadap estrogen dan oleh karena itu, jika ada estrogen 'ekstra' di sekitarnya, ini bisa menjadi masalah. 'Pengganggu' estrogen dapat meniru estrogen dan membuat sel-sel bertindak seperti estrogen ada di sekitar (tetapi sebenarnya tidak),” ucap Dr Graham, dilansir dari firstforwomen, Kamis (18/11).
Akibatnya, pengganggu endokrin dapat memicu masalah kesuburan, masalah organ reproduksi, dan kanker payudara.
"Dalam kasus dosis besar, bahan-bahan ini secara teoritis dapat mempromosikan tumor, termasuk kanker payudara," kata dia.
Ftalat juga bertindak sebagai pengganggu endokrin, meskipun mereka tidak meniru estrogen. Sebaliknya, mereka mengubah keseimbangan hormon lain yang biasanya diatur oleh estrogen.
Saat ini, sudah banyak produk lipstik yang menyebut bahwa mereka nol paraben atau ftalat. Kita bisa mempercayainya, selama kita berbelanja pada produk dan gerai dengan reputasi baik. Jika ingin memeriksa bahan lipstik yang kita pakai saat ini, bisa mengunjungi Database Kosmetik EWG.