Jumat 19 Nov 2021 20:06 WIB

Jenis Lemak yang Bantu Turunkan Risiko Strok

Konsumsi jenis lemak yang tepat justru dapat membantu menurunkan risiko strok.

Konsumsi jenis lemak yang tepat justru dapat membantu menurunkan risiko strok.
Foto: Pxhere
Konsumsi jenis lemak yang tepat justru dapat membantu menurunkan risiko strok.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Oleh: Adysha Citra Ramadani

Baca Juga

Asupan lemak yang tinggi kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular, termasuk serangan strok. Akan tetapi, temuan awal sebuah studi mendapati bahwa konsumsi jenis lemak yang tepat justru dapat membantu menurunkan risiko strok.

Temuan terbaru ini dipresentasikan dalam American Heart Association’s Scientific Sessions 2021. Berdasarkan temuan ini, diketahui bahwa asupan lemak hewani yang tinggi dari daging merah, daging olahan, atau produk hewani non susu dapat meningkatkan risiko strok.

Akan tetapi, konsumsi lemak nabati atau lemak tak jenuh ganda dapat menurunkan risiko strok. Beberapa contoh sumber lemak nabati dan lemak tak jenuh ganda adalah kacang kenari, biji bunga matahari, dan ikan.

Temuan ini didapatkan melalui sebuah studi yang berlangsung 27 tahun dan melibatkan lebih dari 117.000 tenaga kesehatan profesional sebagai partisipan. Partisipan ini memiliki rerata usia 50 tahun dengan proporsi perempuan sebesar 63 persen dan didominasi oleh ras berkulit putih. Tak ada satu partisipan pun yang mengidap penyakit jantung atau kanker ketika studi baru dimulai.

Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner setiap empat tahun untuk memudahkan peneliti mengalkulasikan jumlah, sumber, dan jenis lemak yang dikonsumsi oleh para partisipan. Peneliti kemudian membagi para partisipan menjadi lima kelompok berdasarkan berapa banyak lemak yang mereka konsumsi.

Ada 6.189 partisipan yang mengalami strok selama periode studi berlangsung. Peneliti lalu mendapati bahwa kejadian strok lebih banyak berkaitan dengan konsumsi lemak hewani yang tinggi.

Berdasarkan data, partisipan dengan konsumsi lemak hewani non susu yang tinggi memiliki risiko mengalami strok 16 persen lebih tinggi dibandingkan partisipan yang jarang mengonsumsi lemak hewani non susu. Selain itu, partisipan yang banyak mengonsumsi lemak dari sayuran dan lemak tak jenuh ganda memiliki risiko strok 12 persen lebih rendah dibandingkan partisipan yang jarang mengonsumsi jenis lemak tersebut.

Peneliti pun menemukan bahwa orang yang mengonsumsi minimal satu porsi daging merah total per hari memiliki risiko strok 8 persen lebih tinggi. Daging merah total ini meliputi makanan dengan daging babi, sapi, atau domba sebagai sajian utamanya.

Orang yang mengonsumsi daging olahan setiap hari tampak memiliki risiko strok 12 persen lebih tinggi. Akan tetapi, peneliti tidak menemukan hubungan antara lemak dari produk susu dengan risiko strok. Beberapa produk susu adalah keju, mentega, susu, es krim, atau krim.

Studi ini merupakan studi observasi. Oleh karena itu, temuan dalam studi ini hanya menemukan benang merah bukan hubungan sebab-akibat di antara konsumsi lemak hewani dengan risiko strok. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hubungan sebab-akibat di antara kedua hal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement