REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut pakar pangan dan nutrisi berkelanjutan serta konsultan Pompeian, Kate Geagan, MS, RD, keberadaan lemak jauh lebih banyak dibandingkan sejumlah kalori yang ada di tubuh manusia. Hal ini telah terbukti pada orang yang berpola makan mirip dengan Diet Mediterania, dimana minyak zaitun dan ikan berlemak berhasil meningkatkan kadar kolesterol dan menurunkan risiko penyakit jantung.
Konsumsi lemak juga penting untuk mengoptimalkan fungsi otak karena memiliki sekitar 60 persen lemak, dan asam lemak omega-3. Lemak juga dijadikan sebagai penambah rasa pada makanan, menjadi bagian integral dalam rasa kenyang dan puas setelah makan, serta membuat sayuran menjadi lebih enak.
Selain itu, orang-orang harus mengetahui perbedaan antara lemak sehat dan tidak sehat. Pendiri Street Smart Nutrition, Harbstreet, RDN, menjelaskan, lemak tidak sehat yang harus dihindari ialah lemak jenuh dan lemak trans. Jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi, lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol dan menyebabkan penyumbatan arteri, sedangkan lemak trans harus dihilangkan dari makanan sepenuhnya.
“Lemak trans adalah buatan manusia dan memiliki dampak negatif pada kolesterol, dan menciptakan peradangan yang dapat dikaitkan dengan penyakit jantung, diabetes, dan kondisi lainnya,” kata Harbstreet, dilansir dari realsimple, Rabu (17/11).