Jumat 19 Nov 2021 06:30 WIB

Vaksinasi Covid-19 Bareng Vaksin Dasar, Imun Jadi Kewalahan?

Banyak anak yang terlewat jadwal vaksinasi dasarnya selama pandemi Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani, Rr Laeny Sulistyawati, Mabruroh/ Red: Reiny Dwinanda
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin kepada siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri X Jatiasih di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/11/2021). Pemberian vaksinasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD) kepada siswa tersebut untuk meningkatkan, penguatan, serta kekebalan imun tubuh anak terhadap penyakit.
Foto:

Sementara itu, Badan-Badan PBB dan Aliansi Vaksin GAVI telah mengingatkan bahwa sekitar 80 juta bayi di bawah satu tahun di seluruh dunia terancam menghadapi risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, seperti difteri, campak, dan polio. Itu terjadi karena pandemi Covid-19 memicu keterlambatan imunisasi rutin tersebut.

"Data menunjukkan bahwa penyediaan layanan imunisasi rutin secara substansial terhambat, setidaknya di 68 negara. Kemungkinan ini akan memengaruhi sekitar 80 juta anak di bawah usia satu tahun yang tinggal di negara-negara itu," ujar Organisasi Kesehatan Dunia, Unicef, dan GAVI dalam sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan menjelang KTT Vaksin Global Juni.

Sebanyak 80 juta anak-anak ini terancam tidak mendapatkan imunisasi rutin karena pandemi Covid-19. Hal itu antara lain disebabkan karena adanya pembatasan perjalanan, keterlambatan pengiriman vaksin, keengganan di antara beberapa orang tua untuk meninggalkan rumah di tengah kekhawatiran terkena virus corona, dan kurangnya petugas kesehatan.

"Kita tidak bisa membiarkan perjuangan kita dalam melawan satu penyakit (Covid-19) mengorbankan kemajuan jangka panjang dalam perjuangan kita melawan penyakit lain (difteri, campak, dan polio)," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.

Dilansir dari laman resmi WHO, Fore menyarankan agar setiap negara sesegera mungkin melanjutkan imunisasi rutin. Ia mengingatkan bahwa imunisasi penting untuk mencegahdifteri, campak, dan polio pada anak.

"Imunisasi ini harus dimulai kembali sesegera mungkin atau kita berisiko menukar satu wabah mematikan dengan yang lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement