Senin 15 Nov 2021 06:30 WIB

Clean Eating Kian Populer, Apa Plus-Minusnya?

Clean eating menjadi tren diet yang disebut menyehatkan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Membuat green smoothies. Clean eating dapat digambarkan sebagai sebuah preferensi pemilihan makanan yang alami dan sehat.
Foto:

Menurut sebuah studi dalam The BMJ, misalnya, diungkapkan bahwa mengonsumsi 10 persen makanan ultra proses dalam keseharian dapat meningkatkan risiko penyakit cerebrovascular, penyakit jantung koroner, dan penyakit kardiovaskular. Peningkatan risiko ini minimal terjadi sebesar 10 persen.

Di sisi lain, clean eating juga dapat memicu terjadinya restriksi makanan secara berlebihan. Restriksi makanan secara berlebihan ini dapat membuat seseorang mengalami defisiensi gizi dan bahkan kehilangan hubungan sosial dan tekanan mental.

Gerakan clean eating yang tak memiliki rekomendasi diet jelas juga dapat mendorong banyak orang untuk mengategorikan makanan sebagai makanan "jahat" dan makanan "baik" tanpa didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Tekanan untuk makan dengan cara tertentu seperti ini dapat memunculkan obsesi berbahaya mengenai makan sehat.

National Eating Disorders Association mengungkapkan bahwa clean eating dapat meningkatkan risiko terjadinya orthorexia nervosa (ON) seperti halnya diet untuk menurunkan berat badan. ON merupakan sebuah kondisi di mana seseorang akan sangat memusuhi makanan yang dia anggap tidak sehat, misalnya makanan non organik.

Sebenarnya, memiliki restriksi terhadap makanan tertentu karena alasan etis, agama, atau masalah kesehatan merupakan hal yang normal. Akan tetapi, dalam kasus ON, seseorang akan sangat terobsesi dengan apa yang dia makan.

Padahal, menerapkan pola makan yang baik untuk kesehatan tidak harus selalu diiringi dengan restriksi yang terlalu berlebihan. Seperti dilansir Medical News Today, hal terpenting yang perlu ada dalam pola makan adalah keseimbangan dan keberagaman. Terlepas dari banyaknya tren pola makan atau diet saat ini, yang terbaik tetaplah pola makan yang dijalani secara sehat dan seimbang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement