REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi Tiara Andini memulai debut akting layar lebarnya dan langsung dipasangkan dengan Jefri Nichol. Tiara akan menjadi pemeran utama perempuan dalam film remake asal Korea Selatan, My Sassy Girl dan itu membuatnya menangis diam-diam.
“Pastinya amat sangat berkesan, karena ini film perdana aku. Aku bisa beradu akting dengan Jefri Nichol, buat aku terharu, diam-diam suka nangis sendiri,” ungkap Tiara dalam konferensi pers virtual My Sassy Girl, Jumat (5/11).
Tangisannya ini karena ia masih merasa tidak percaya akan bermain film layar lebar. Apalagi film yang dimainkannya adalah film remake yang sudah besar sebelumnya. Tetapi ia tak ragu bermain di film ini karena akan diarahkan oleh Fajar Bustomi yang menjadi sutradara Dilan.
“Aku merasa tidak percaya karena ini film layar leba, jadi secara tidak langsung tanggung jawabnya lebih besar juga kan,” ujar runner-up Indonesian Idol season 10 itu.
Tiara mengaku bukan tidak mungkin ke depannya akan bermain di film-film lain. My Sassy Girl menjadi semangat tersendiri untuknya agar bisa ikut serta berkarya dan meramaikan industri perfilman Indonesia.
“Ini pengalaman baru juga buat aku. Dan pastinya ini membuat aku lebih semangat lagi ke depannya untuk berkarya bukan hanya di bidang tarik suara tapi juga di bidang perfilman. Aku mau belajar,” papar pelantun “365” itu.
Falcon Pictures sebelumnya juga pernah me-remake film Miracle In Cell No 7, sehingga Jefri Nichol tertarik untuk mengambil peran ini. Jefri juga merasa senang menjadi bagian dalam My Sassy Girl karena memang ingin mencoba genre komedi romantis.
“Awal pertama ditawari dan membaca skenarionya, saya sudah merasa sangat cocok karena film aslinya sangat terkenal di Korea, saya berharap versi remake ini juga bisa sukses di Indonesia,” ujar aktor Dear Nathan itu.
Foto romantis Tiara dan Jefri juga diunggah di masing-masing akun mereka, dan memunculkan banyak komentar dari para penggemar. Beberapa menyebutkan bahwa mereka adalah pasangan yang cocok.
My Sassy Girl bercerita tentang pertemuan seorang mahasiswa laki-laki dan seorang perempuan, yang keduanya sedang bermasalah dalam hal asmara. Mereka dipertemukan di sebuah peron kereta.
Dari situ, pertemuan mereka harus melalui berbagai rintangan dan permasalahan. Meskipun akhirnya, mereka tetap menjalin asmara. Apakah hubungan mereka bisa bertahan dan bagaimana kelanjutannya?
Semua akan terjawab setelah film ini dirilis, dan saat ini proses produksi masih terus berjalan, tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.