REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sebuah pameran kembali digelar sebagai bentuk penghormatan kepada mendiang bintang hip-hop fenomenal, Tupac Shakur. Kali ini, pameran akan digelar secara lebih besar di Los Angeles, Amerika Serikat.
Pameran akan menampilkan tulisan tangan Shakur untuk lirik lagu-lagu klasiknya, seperti "California Love" dan "Dear Mama". Selain itu, juga ada koleksi pakaian hingga galeri penghormatan kepada rapper dengan nama panggung 2Pac tersebut.
The Shakur Estate mengumumkan pameran bertajuk "Tupac Shakur, Wake Me When I'm Free" itu akan dibuka pada 21 Januari 2022. Pameran ini digambarkan sebagai pengalaman museum yang sepenuhnya imersif dan menggugah pikiran untuk mengeksplorasi kehidupan dan warisan mendiang rapper.
Pameran direncanakan berlangsung selama enam bulan. Penyelenggara berharap dapat melanjutkan tur ke kota-kota lainnya.
"Ada ribuan lembar kertas, potongan kertas tulisan tangan, semuanya dari lirik lagu dan puisi yang Anda ketahui hingga daftar belanjaan untuk pesta ulang tahun," kata Arron Saxe, presiden Kinfolk Management + Media, dilansir AP, Rabu (3/11).
Saxe yang telah bekerja dengan musisi ikonik lain, termasuk Otis Redding dan Donny Hathaway, itu mengatakan bahwa inti dari pameran ini adalah tidak hanya menunjukkan sifat kaleidoskopik Tupac, tetapi juga bagaimana dia bisa dihubungkan. Pameran ini juga merupakan perpaduan antara seni kontemporer dan teknologi. Banyak artefak yang belum banyak diketahui publik sebelumnya.
Pameran seluas hampir 2.000 m2 itu akan menampilkan musik, puisi, lemari pakaian, perjalanan aktivisme Shakur, dan barang-barang terkait lainnya. Salah satu galeri akan didedikasikan untuk mendiang ibu rapper, Afeni Shakur, yang meninggal pada tahun 2016.
Ibu Shakur menjadi "cahaya inspirasi" pameran. Sebab, dia juga merupakan sosok inspiratif bagi karya-karya Shakur.
Jamal Joseph, ayah baptis dari Shakur, memuji kecemerlangan anaknya. Rapper pelantun "Hit Em Up" itu disebut bersinar lebih terang dari matahari. Dia hidup dan bergerak dengan kecepatan komet yang kreatif, revolusioner dan tak kenal takut.
"Afeni dan Pac menantang, membayangkan kembali, dan mengubah sejarah," ujar Joseph.