Senin 11 Oct 2021 23:53 WIB

Penjelasan Mengapa Depresi Rawan Muncul Selama Pandemi?

Pandemi bisa memicu stres bagi sebagian orang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Nashih Nashrullah
Pandemi bisa memicu stres bagi sebagian orang. Ilustrasi stres
Foto:

Dia menambahkan, mecemasan dan kesedihan juga muncul karena banyak berita sedih karena Covid-19,  termasuk kehilangan anggota keluarga meninggal dunia akibat terpapar virus hingga kenaikan kasus Covid-19 gelombang 1 dan gelombang 2.

Ada juga masyarakat yang sempat terpapar Covid-19 kemudian dirawat namun tak bisa dijenguk sanak saudara dan teman karena menjalani isolasi mandiri atau perawatan medis. Atau tak jarang, dia melanjutkan, anak tak bisa menjenguk orang tuanya sendiri karena takut menularkan virus. Persoalan lainnya adalah orang yang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat Covid-19.

"Depresinya itu munculnya dari situ, banyak kesedihan. Ini jadi sesuatu yang baru dan mau tak mau harus siap," kata perempuan yang juga konselor keluarga tersebut.   

Meski masing-masing orang punya masalah tersendiri akibat Covid-19, ia menambahkan, perubahan-perubahan yang terjadi secara mendadak membuat masyarakat harus cepat beradaptasi meski dukungan sosial kurang. 

Dia menjelaskan, depresi yang dialami masyarakat saat ini disebut psychological distress. Artinya, dia menambahkan, terjadi masalah emosional, terutama gejala depresi dan kecemasan tetapi belum sampai ke masalah klinis depresi yang ingin bunuh diri atau harus ditangani serius dengan obat-obatan. 

Depresi psychological distress memang belum menimbulkan masalah psikologi yang berat. "Tetapi kalau tidak diatasi dengan baik, si individu tidak mampu mengatasi stres dengan baik maka bisa terjadi gangguan psikologi yang lebih berat," ujarnya.

Jadi, dia menambahkan, depresi dan kecemasan saling mempengaruhi. Kalau tidak diatasi dengan cukup cepat maka bisa mengarah gangguan depresi yang secara klinis gejalanya lebih berat.

Ini terbukti dengan sebagian kasus pasien yang datang ke dirinya juga terkait kecemasan pandemi, termasuk mahasiswa yang kesulitan harus kuliah lewat dalam jaringan (daring).

Untuk mengatasi masalah ini secara individual, ia meminta masyarakat perlu melakukan upaya mengatasi stres dengan baik. Caranya yaitu dengan coping stress yang fokus pada masalah dan berupaya mengatasinya.

Dia menyontohkan, jika awalnya tak tahu mengikuti pertemuan dalam aplikasi Zoom maka bisa bertanya ke teman supaya bisa mengikuti pertemuannya secara dalam jaringan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement