Ahad 03 Oct 2021 22:14 WIB

'Pandemi, Banyak Pasien Keluhkan Computer Vision Syndrome'

Gejala yang terkait penglihatan yang disebabkan karena penggunaan gawai.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Tri Rahayu menilai aktivitas online dan menatap layar gawai meningkatkan gangguan mata dan terbukti banyak pasiennya yang mengeluhkan computer vision syndrome.
Foto: Pixabay
Dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Tri Rahayu menilai aktivitas online dan menatap layar gawai meningkatkan gangguan mata dan terbukti banyak pasiennya yang mengeluhkan computer vision syndrome.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 di Tanah Air terjadi hampir dua tahun ini membuat hampir semua aktivitas, baik sekolah hingga bekerja dilakukan secara online dan menatap layar gawai. Dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Tri Rahayu menilai masalah ini meningkatkan gangguan mata dan terbukti banyak pasiennya yang mengeluhkan computer vision syndrome.

"Tiga hingga enam bulan setelah pandemi, banyak pasien berdatangan mengeluhkan matanya kelelahan, menjadi kering, merah. Akhirnya muncul computer vision syndrome yaitu gejala yang terkait penglihatan yang disebabkan karena penggunaan gawai, baik komputer, handphone, telepon pintar, hingga televisi," katanya saat mengisi konferensi virtual Farid Nila Moeloek (FNM) Society berteka Waspada Gangguan Mata di Era Digital, Ahad (3/10).

Baca Juga

Ia mengutip hasil survei laporan dari Amerika Serikat bahwa kurang lebih 80 persen masyarakat menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari. Kemudian, hampir 60 persen di antaranya mengeluhkan matanya karena tidak melihat objek yang tetap. 

Ia menjelaskan, layar digital ternyata terdiri dari layar piksel yang selalu bergerak. Karena itu, dia melanjutkan, mata bolak balik harus memfokuskan terhadap apa yang dilihat.

Hal yang menjadi tambahan persoalan, yakni ketika orang harus melihat layar monitor dan bahan bacaan yang harus diketik pada waktu bersamaan. Kondisi itu membuat mata seseorang harus berganti-ganti fokus.

Ia menjelaskan, bayangan yang ditangkap retina pun berubah-ubah. Ia menambahkan, intensitas pengiriman perubahan bayangan mata ke retina menjadi lebih banyak sehingga mata mengalami kelelahan. Menurutnya, kondisi ini akan bertambah buruk kalau kontras layar yang tidak baik, pencahayaan tak benar, dan layar memantulkan cahaya membuat silau akhirnya membuat mata terganggu. 

Ia mengatakan, kondisi ini berimbas mata menjadi kering. Ia menambahkan, mata kering memerlukan pelumas air mata seperti obat tetes untuk melicinkan sehingga tidak terjadi pergeseran saat berkedip. 

"Air mata juga memproteksi supaya tak ada kuman atau partikel yang mengganggu kornea," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement