Ahad 05 Sep 2021 00:35 WIB

Suara Serak Bisa Jadi Tanda Kanker Paru

Perubahan pada suara dapat menjadi gejala awal kanker paru.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Rontgen paru. Kanker paru biasanya tidak memiliki gejala yang terlihat sampai stadium lanjut.
Foto:

Batuk darah: Meskipun hanya sedikit darah, batuk darah atau lendir berdarah adalah alasan untuk menemui dokter.

Sesak napas: Kanker paru dapat menyebabkan saluran napas menyempit hingga menyebabkan kesulitan bernapas.

Nyeri dada: Ketika tumor paru menyebabkan sesak di dada atau menekan saraf, Anda mungkin merasakan sakit di dada, terutama saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau tertawa.

Deteksi kanker paru lebih awal untuk memulai pengobatan memberikan harapan terbaik memerangi penyakit itu. Menurut John Hopkins Medicine, ketika kanker paru berada pada stadium lanjut, maka lebih sulit untuk diobati. Skrining kanker paru-paru menawarkan harapan untuk deteksi dini.

Sebagian besar suara serak yang dialami oleh pasien kanker paru adalah akibat dari kelumpuhan saraf laring yang berulang (kelumpuhan atau kelemahan pada saraf tersebut). Tumor di paru kiri dapat menekan saraf, menyebabkan suara serak, atau kelumpuhan saraf laring berulang. Meskipun kurang umum, tumor paru kanan juga dapat menyebabkan kelumpuhan saraf laring berulang.

Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan suara serak di masyarakat umum, misalnya, mengisap tembakau, refluks gastroesofageal (GERD), penggunaan suara dalam profesi tertentu seperti guru, aktor, dan penyanyi, serta masalah lingkungan, seperti akustik yang buruk, polusi, dan kelembapan rendah.

"Jika seseorang mengalami gejala dan memiliki peningkatan risiko terkena kanker paru, Anda harus berbicara dengan dokter tentang pemeriksaan rutin”, ujar Hales.

Siapa saja yang berisiko tinggi terkena kanker paru? Orang yang berpotensi memiliki gejala suara serak, yaitu mereka yang memiliki riwayat perokok berat (merokok setidaknya satu bungkus sehari selama 30 tahun), perokok saat ini atau mantan perokok yang berhenti dalam 15 tahun terakhir, serta mereka yang berusia antara 55 dan 80 tahun perlu mewaspadai kanker paru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement