Garraway sengaja membagikan pengalaman suaminya itu setelah beberapa orang membandingkan Covid-19 dengan flu. Ia menyaksikan sendiri betapa besar kerusakan organ yang bisa ditimbulkan oleh SARS-CoV-2.
"Kita tidak dapat menghentikan orang untuk tertular (Covid-19), vaksinlah yang menghentikannya agar tidak lebih merusak. Flu juga bisa menghancurkan manusia, tetapi ini sangat berbeda karena flu tidak menyebabkan kerusakan organ sebesar ini," ujar dia.
Selain kelelahan ekstrem (fatigue), National Health Service (NHS) menggambarkan gejala Covid-19 yang berkepanjangan seperti sesak napas, masalah daya ingat dan konsentrasi, serta nyeri dada. Long Covid juga dapat mencakup perubahan indera penciuman dan perasa, merasa sakit, nyeri sendi, dan tinnitus.
Situs NHS menyatakan bahwa kebanyakan orang sembuh total dalam 12 pekan, tetapi terkadang gejalanya bisa bertahan lebih lama. Bahkan, mereka yang memiliki virus dengan gejala ringan dapat menderita masalah jangka panjang.
Salah seorang warganet berkomentar bahwa anaknya menderita Covid yang berkepanjangan selama berbulan-bulan. "Dia hampir tidak bisa berjalan sendiri. Baru-baru ini merasa cukup sehat untuk kembali bekerja," tulis orang itu.
"Covid panjang terdengar seperti ME (myalgic encephalomyelitis) sesuatu yang masih belum cukup dikenali di banyak bagian dunia. Saya berharap suaminya dan semua orang yang menderita Covid lama, pulih sepenuhnya,” tulis warnaget lain.