REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diperkirakan ada jutaan orang yang mengalami sindrom long Covid setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Gejala-gejala sindrom tersebut bisa berlangsung hingga berbulan-bulan.
Studi terbaru menemukan kondisi yang mungkin menjadi akar masalah dari munculnya sindrom long Covid. Studi ini dilakukan oleh peneliti dari RCSI University of Medicine and Health Science di Irlandia dengan melibatkan 50 orang pengidap long Covid.
Studi yang dimuat dalam Journal of Thrombosis and Haemostasis ini bertujuan untuk mengetahui apakah gumpalan darah abnormal berkaitan dengan kemunculan sindrom long Covid. Melalui studinya, peneliti menemukan adanya peningkatan penanda penggumpalan (clotting markers) yang signifikan pada pasien long Covid bila dibandingkan dengan individu sehat.
Pasien yang sebelumnya menjalani isolasi mandiri di rumah ketika sakit Covid-19 tampak memiliki clotting markers yang tinggi. Akan tetapi, clotting markers tampak lebih tinggi pada pasien yang sebelumnya menjalani rawat-inap di rumah sakit ketika terkena Covid-19.
Peneliti mendapati bahwa clotting markers yang lebih tinggi ini berkaitan langsung dengan gejala-gejala sindrom long Covid. Beberapa di antaranya adalah penurunan kebugaran fisik dan kelelahan.