REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rutin membersihkan area mulut dan gigi dengan obat kumur sangat penting. Obat kumur bisa membantu mencegah gigi berlubang, menghilangkan bakteri, dan meredakan gejala mulut kering. Namun, semua manfaat itu bisa didapat jika obat kumur diaplikasikan dengan benar.
Dokter gigi berbasis di AS, Jeffrey Sulitzer, mengungkap lima kesalahan yang umum dilakukan saat mengaplikasikan obat kumur. Penasaran apa saja? Berikut penjelasannya seperti dilansir Live Strong, Rabu (1/9):
1. Menggunakan obat kumur setelah sikat gigi
Sulitzer tidak menganjurkan seseorang langsung menggunakan obat kumur setelah sikat gigi. Hal itu karena, kandungan fluoride pada pasta gigi berpotensi tergerus oleh obat kumur. Padahal, fluoride yang menyerap ke dalam email gigi, dapat meningkatkan kekuatan gigi, lebih tahan plak dan membantu mencegah demineralisasi.
Sebaiknya, beri jangka waktu tiga hingga lima menit dari selesai sikat gigi ke berkumur. Dengan begitu, kandungan fluoride bisa bekerja dengan baik.
2. Menggunakan produk obat kumur salah
Tidak semua produk obat kumur yang beredar di pasaran dibuat dengan cara dan bahan yang sama. Obat kumur dapat mengandung berbagai bahan aktif, dan beberapa dari unsur-unsur ini mungkin tidak cocok untuk orang-orang tertentu.
Misalnya, kata Sulitzer, berkumur dengan alkohol atau bahan antibakteri lainnya akan membuat mulut dehidrasi. Jadi, jika Anda memiliki kondisi seperti mulut kering atau mukositis, berkumur dengan obat kumur berbasis alkohol hanya akan memperburuk masalah.
“Solusinya, Anda harus berkonsultasi dengan dokter gigi yang mungkin merekomendasikan obat kumur tertentu berdasarkan masalah dasar Anda,” kata Dr Sulitzer.
3. Menjadikan obat kumur sebagai pengganti sikat gigi
Dr Sulitzer menegaskan obat kumur bukanlah pengganti rutinitas sikat gigi. Sebab obat kumur hanya bisa menghilangkan beberapa plak, yang berarti Anda masih membutuhkan kekuatan mekanis dengan menyikat gigi dan flossing untuk menghilangkan plak secara efektif.
“Sebaliknya, gunakan obat kumur sebagai item tambahan dalam rutinitas perawatan gigi harian Anda, yang juga harus mencakup menyikat gigi dua kali sehari dan flossing setidaknya sekali sehari,” kata dia.
4. Obat kumur dijadikan obat untuk atasi bau mulut kronis
Banyak orang yang menganggap obat kumur sebagai solusi untuk menutupi bau mulut setelah mengonsumsi makanan tertentu. Meskipun alasan ini dimaklumi, namun Anda tidak boleh mengandalkan obat kumur untuk mengobati bau mulut kronis.
Dr Sulitzer menjelaskan, bau mulut kronis atau halitosis sering menunjukkan masalah mulut yang lebih signifikan seperti penyakit gusi. Dalam beberapa kasus, halitosis juga bisa menjadi tanda refluks lambung, diabetes, penyakit hati, atau ginjal.
Jadi, jika Anda berjuang dengan bau mulut yang kronis segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui akar masalahnya dengan membuat diagnosis yang tepat atau merujuk Anda ke profesional perawatan kesehatan lain yang sesuai.
5. Pakai obat kumur lebih dari dua kali sehari
Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, begitupun dengan pemakaian obat kumur. Menurut Dr Sulitzer, penggunaan obat kumur yang mengandung bahan antibakteri terlalu sering dapat membunuh bakteri baik di mulut dan menciptakan ruang bagi bakteri yang kurang sehat untuk tumbuh dan berkembang.
Selain itu, jika obat kumur yang digunakan mengandung alkohol, itu bisa mengganggu produksi air liur dan menyebabkan mulut kering. Kondisi mulut kering menarik lebih banyak bakteri, yang dapat menghasilkan bau mulut dan gigi berlubang.
“Jadi tetap berpegang pada anjuran para ahli, yakni pakai obat kumur maksimal dua kali sehari pada pagi dan malam hari,” kata dia.