Dengan munculnya setiap varian baru, menurut Wessner, penyakitnya tidak berubah menjadi sesuatu yang baru dan biologi dasar virus tidak berubah. Oleh sebab itu, menjadi tidak masuk akal untuk menyebut varian dengan sebutan "Covid-22".
Menyebut "Covid-22" sama saja dengan mengisyaratkan adanya penyakit yang berbeda. Reddy yang tidak segera menanggapi permintaan komentar telah mengklarifikasi komentarnya dalam sebuah wawancara dengan Newsweek.
Reddy menyebut sangat sepakat mengenai penggunaan nama Covid-19 sebagai penyakit yang disebabkan SARS-CoV-2. Dia mengaku tak menyadari menggunakan istilah "Covid-22" akan menuai reaksi yang berlebih oleh masyarakat.
"Yang ingin saya sampaikan adalah ketika SARS-CoV-2 berevolusi secara harfiah, pemikiran kita tentang bagaimana merespons dan menangani pandemi juga harus berkembang," kata Reddy kepada Newsweek.