Senin 23 Aug 2021 07:30 WIB

Berbahayakah Sindrom Short Sleeper?

Pengidap sindrom Short Sleeper merasa cukup tidur malam selama empat-enam jam.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Pendiri Twitter, Jack Dorsey, termasuk salah seorang short sleeper.
Foto:

Menurut Williams, timnya sama sekali tidak tahu apakah tipe orang seperti itu akan terhindar dari konsekuensi tidur pendek, termasuk penyakit kardiovaskular, peradangan, defisit kognitif, penambahan berat badan, gangguan mood, dan semua penyebab kematian. Sebuah laporan pada 2010 menemukan bahwa orang yang tidur dalam waktu singkat berisiko terkena penyakit jantung.

Williams dan rekan-rekannya menemukan bukti awal yang menunjukkan bahwa kurangnya disfungsi siang hari yang dirasakan di antara beberapa kebiasaan tidur pendek tidak memberikan perlindungan terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Dengan kata lain, meskipun melaporkan bahwa tidak membutuhkan lebih banyak tidur, mereka yang tidur pendek menunjukkan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, Willliams mengatakan, meskipun orang yang tidur pendek "merasa baik-baik saja" dengan kurang tidur dan tampaknya tidak memiliki masalah metabolisme. Dia pikir perlu ada penelitian tambahan tentang fungsi objektif mereka, baik secara mental maupun fisik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement