Clotting markers ini tetap terlihat tinggi pada pasien long Covid meski penanda inflamasi di dalam tubuh mereka sudah kembali ke kadar normal. Kondisi inilah yang mengindikasikan bahwa sistem penggumpalan darah mungkin menjadi akar dari sindrom long Covid.
"Karena clotting markers tetap tinggi ketika penanda inflamasi telah kembali normal, hasl temuan kami mengindikasikan bahwa sistem penggumpalan darah mungkin terlibat sebagai akar penyebab sindrom long Covid," ujar ketua peneliti dan kandidat PhD dari RCSI School of Pharmacy and Biomolecular Sciences Helen Fogarty, seperti dikutip dari India Today, Sabtu.
Direktur Irish Centre for Vascular Biology RCSI, Profesor James O'Donnell, menilai pemahaman mengenai akar masalah dari suatu penyakit merupakan langkah awal dalam menciptakan terapi yang efektif. Oleh karena itu, O'Donnell menilai studi ini penting untuk dilanjutkan agar ke depannya terapi dan pengobatan yang efektif untuk long Covid bisa dikembangkan.
O'Donnell menyoroti bahwa saat ini ada jutaan orang yang sedang bergelut dengan sindrom long Covid. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan masih meningkatnya kasus Covid-19 di dunia.
"Lebih banyak orang akan mengalami long Covid seiring dengan terjadinya (kasus) infeksi di antara kelompok yang belum divaksinasi," jelas O'Donnell.