REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksin Covid-19 memiliki efikasi sekitar 80-90 persen dalam melawan Covid-19. Namun seperti vaksin lainnya, vaksin Covid-19 tak memiliki efikasi 100 persen. Oleh karena itu, sebagian orang yang sudah divaksinasi lengkap juga bisa terkena Covid-19.
"Ini bukan berarti vaksin tidak bekerja, bukan berarti ada sesuatu yang salah dengan vaksin. Ini bermakna bahwa tidak semua orang yang menerima vaksin memiliki 100 persen perlindungan," jelas Kate O’Brien dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dilansir dari laman resmi WHO.
Kasus Covid-19 pada orang yang sudah divaksinasi atau breakthrough infection umumnya tidak muncul dalam derajat keparahan yang berat. Dengan vaksinasi, kemungkinan seseorang untuk terkena Covid-19 juga menjadi lebih rendah.
Pada kasus breakthrough infection, penelitian terbaru menunjukkan Covid-19 akibat varian Delta memiliki kecenderungan lebih besar untuk memunculkan gejala dibandingkan varian atau strain SARS-CoV-2 lain. Studi dari University of Oxford yang melibatkan 700 ribu orang yang sudah divaksinasi misalnya, menunjukkan setengah dari partisipan yang terkena Covid-19 menunjukkan gejala.
Sebagai perbandingan, hanya sekitar 10 persen dari orang yang terinfeksi varian Alpha yang menunjukkan gejala. Di tengah mendominasinya varian Delta di Inggris, peneliti mendapati ada beberapa gejala yang tampak lebih sering muncul dalam kasus breakthrough infection. Gejala-gejala ini diketahui melalui aplikasi ZOE Covid.