Selasa 17 Aug 2021 19:52 WIB

Kebiasaan Makan yang Bisa Ganggu Rutinitas Olahraga

Kebiasaan makan sembarangan bisa menganggu rutinitas olahraga.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Kebiasaan makan sembarangan bisa menganggu rutinitas olahraga.
Foto: www.freepik.com.
Kebiasaan makan sembarangan bisa menganggu rutinitas olahraga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengisi tubuh dengan asupan nutrisi yang tepat, penting dilakukan untuk memaksimalkan olahraga. Sebab, kebiasaan makan yang sembarangan dan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi bisa mengganggu rutinitas olahraga Anda.

Dilansir dari Eat This, Selasa (17/8), berikut lima kebiasaan makan yang salah dan harus dihindari supaya olahraga tidak terganggu.

Baca Juga

1. Makan dekat waktu olahraga

Penelitian telah menunjukkan bahwa menghindari mules saat berolahraga adalah dengan menghindari makan dalam waktu dua jam sebelum berolahraga. Idealnya, makanlah setidaknya tiga sampai empat jam sebelum olahraga untuk menghindari mulas, lesu dan gangguan lainnya saat berolahraga.

2. Tidak cukup makan sebelum berolahraga

Ada yang namanya tidak makan cukup kalori sebelum melakukan olahraga berat. Jika Anda pernah merasa pingsan atau lemas saat berolahraga di pagi hari, bisa jadi karena Anda berusaha bekerja terlalu keras dengan perut kosong. Jika Anda adalah seseorang yang berolahraga di pagi hari sebelum makan apa pun, Anda mungkin merasa pusing atau tidak cukup kuat untuk menyelesaikan workout.

Pertimbangkan untuk makan sarapan ringan atau camilan dalam waktu satu jam setelah berolahraga seperti sepotong roti gandum utuh dengan mentega kacang, pisang dengan kacang, atau semangkuk kecil oatmeal. Semua makanan ini dapat membantu menjaga kadar glukosa (gula) darah tetap terkendali sekaligus membuat perut kenyang, sehingga tubuh bisa lebih bertenaga saat berolahraga.

3. Terlalu banyak makan makanan manis dan olahan

Mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan dan manis secara teratur dapat mendatangkan malapetaka pada tingkat energi Anda dalam waktu dekat. Seiring waktu, Anda bisa berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dan pada akhirnya menghambat kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang.

Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di Nature Metabolism mengungkapkan bahwa mereka yang memiliki kontrol gula darah yang buruk memiliki daya tahan yang paling lemah. Mereka juga mengalami aktivasi protein yang tinggi yang menghambat pembentukan pembuluh darah sehat di jaringan otot, yang merupakan kunci untuk mengangkut oksigen ke otot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement