REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lignan merupakan molekul yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Konsumsi makanan berbasis sayuran yang mengandung lignan dapat menurunkan risiko terajdinya penyakit jantung koroner.
"Lignan adalah molekul seperti estrogen, oleh karena itu dia memberikan beberapa efe estrogenik yang bersifat kardioprotektif," ujar peneliti dari Harvard TH Chan School of Public Health, Yang Hu, seperti dilansir WebMD, baru-baru ini.
Sebelumnya, Hu dan tim telah melakukan studi terhadap pola makan yang dijalani oleh lebih dari 200 ribu laki-laki dan perempuan dewasa. Seluruh partisipan ini tak mengalami penyakit jantung dan kanker ketika studi dimulai.
Selama studi berlangsung, para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner mengenai pola makan mereka. Dari kuesioner tersebut, tim peneliti memantau seberapa banyak makanan kaya lignan yang dikonsumsi oleh para partisipan.
Hasil studi menunjukkan bahwa konsumsi makanan berbasis tumbuhan yang kaya akan lignan secara signifikan dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Penurunan risiko ini terjadi pada laki-laki maupun peremuan.
Selain itu, tim peneliti pun mendapati bahwa penambahan asupan serat dapat meningkatkan manfaat protektif dari makanan berbasis tumbuhan yang mengandung banyak lignan. Para partisipan yang banyak mendapatkan asupan lignan juga cenderung lebih bugar, lebih ramping, dan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk menderita tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Di sisi lain, Hu menekankan bahwa kondisi bakteri usus yang baik juga berperan dalam mendapatkan manfaat dari lignan secara optimal. Alasannya, lignan harus melalui bakteri usus terlebih dahulu sebelum mencapai sistem darah.
Hu menilai penelitian lebih lanjut bisa dilakukan untuk mengetahui bagaimana mikrobiota usus dan serat berinteraksi dengan produksi lignan. Penelitian lebih lanjut juga dinilai dapat membantu mengetahui bagaimana interaksi ketiganya dapat mempengaruhi risiko penyakit lain, seperti diabetes.
Lebih lanjut, Hu mengatakan ada banyak makanan berbasis tumbuhan yang diketahui mengandung lignan. Sebagian di antaranya adalah biji-bijian utuh, buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan kopi.
Ahli gizi dan profesor di bidang ilmu kedokteran dan gizi dari University of Toronto, David JA Jenkins MD, mengatakan temuan ini semakin memperkuat bukti mengenai manfaat mengonsumsi beragam jenis makanan berbasis tumbuhan. Jenkins juga menganjurkan agar masyarakat lebih memilih makanan yang tak terlalu banyak melalui proses pengolahan.
Alasannya, makanan yang tak banyak melalui proses pengolahan memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi. Keunggulan lainnya, makanan yang minim proses pengolahan mengandung senyawa antiinflamasi yang lebih tinggi.
"Anda akan lebih baik bila menyantap buah apel dibandingkan meminum jus apel, dan Anda jauh lebih baik bila mengonsumsi buah pisang dibandingkan mengolahnya menjadi smoothie," ujar Jenkins.