REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah studi baru dari University of South Australia menemukan bahwa beberapa jenis obesitas menyebabkan pengurangan materi abu-abu dalam otak. Materi abu-abu adalah bagian otak yang mengandung sebagian besar neuron dan sangat penting untuk fungsi kognitif.
Penulis utama studi, Anwar Mulugeta, menjelaskan bahwa materi abu-abu pada otak juga kaya akan badan sel saraf, sel glial, dan kapiler. Karena terletak di berbagai wilayah otak, materi abu-abu memiliki banyak peran termasuk fungsi memori, perhatian dan kontrol otot.
“Kami menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat obesitas yang lebih tinggi, terutama mereka yang memiliki subtipe adipositas yang secara metabolik tidak menguntungkan dan netral, memiliki tingkat materi otak abu-abu yang jauh lebih rendah,” kata Mulugeta seperti dilansir dari Pakistan Observer, Ahad (8/8).
Psikolog klinis dari University of Florida yang tidak terkait dengan studi, Dr Christina E Wierenga, mengatakan bahwa penurunan kognitif karena faktor usia dan demensia sering dikaitkan dengan berkurangnya materi abu-abu, yang disebut atrofi.
“Misalnya, demensia penyakit Alzheimer dikaitkan secara khusus dengan atrofi hipokampus, atau berkurangnya materi abu-abu di hipokampus, yang meluas ke daerah lain saat penyakit berkembang. Jadi, dalam beberapa hal, jumlah materi abu-abu dapat menandakan kesehatan kognitif,” kata Wierenga.
Penderita obesitas di dunia terus meningkat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 2 miliar orang dewasa saat ini memiliki kelebihan berat badan, dan 650 juta di antaranya mengalami obesitas.
Masalah obesitas juga meluas ke anak-anak, dengan hampir 40 juta anak di bawah 5 tahun dan lebih dari 340 juta anak muda berusia 15-19 tahun juga dianggap memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.