Jumat 30 Jul 2021 16:41 WIB

Makanan Populer yang Bisa Tingkatkan Risiko Peradangan

Pola makan menjadi salah satu faktor yang pengaruhi kadar peradangan dalam tubuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Pola makan menjadi salah satu faktor yang pengaruhi kadar peradangan dalam tubuh.
Foto:

Lemak Trans

Seperti halnya HFCS, ada banyak makanan populer yang mengandung lemak trans. Beberapa contoh makanan populer yang mengandung lemak trans menurut Mayo Clinic adalah popcorn microwave, pizza beku, shortening, ragam kreasi kue dan roti, margarin, dan makanan yang digoreng.

Lemak trans dikenal sebagai kontributor inflamasi dan secara langsung berhubungan dengan risiko penyakit kronis. Diet atau pola makan tinggi lemak trans juga berkaitan dengan peningkatan penanda inflamasi di dalam tubuh. Peningkatan ini dapat menyebabkan naiknya risiko penyakit kardiovaskular seperti strok atau serangan jantung.

Lemak Omega-6

Ahli gizi Nicole Stefanow MS RDN mengatakan asal lemak omega tiga dapat membantu menunjang fungsi sel di seluruh tubuh. Asam lemak omega-6 dapat ditemukan pada sumber-sumber makanan nabati asam lemak tak jenuh ganda seperti minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak jagung, dan minyak sayur.

"Walaupun semua asam lemak omega merupakan bagian dari diet sehat, tidak semua omega diciptakan setara," ungkap ahli gizi Nicole Stefanow MS RDN.

Meski memiliki fungsi yang baik, terlalu banyak asupan asam lemak omega-6 dari minyak sayur seperti minyak kedelai, minyak jagung, atau minyak bunga matahari, dapat berkontribusi pada inflamasi. Selain itu, asupan asam lemak omega-6 berlebih juga berkontribusi pada kejadian penyakit yang berkaitan dengan inflamasi.

Sebaliknya, asam lemak omega-3 memiliki sifat antiinflamasi. Asam lemak omega-3 ini bisa ditemukan pada beberapa makanan seperti ikan berlemak dan makanan laut.

Konsumsi makanan yang kaya akan omega-3 diketahui berkaitan dengan penurunan risiko inflamasi dan penyakit yang berkaitan dengan inflamasi. Oleh karenanya, diet yang tinggi asam lemak omega-6 dan rendah asam lemak omega-3 diketahui dapat memicu inflamasi.

Tepung Olahan

Makanan olahan memiliki reputasi dapat meningkatkan inflamasi. Salah satu "dalang" terbesarnya adalah tepung olahan.

Tepung olahan mengandung karbohidrat sederhana yang tinggi. Diet tinggi tepung olahan berkaitan dengan peningaktan kadar gula darah, kenaikan berat badan, dan peningkatan risiko penyakit kronis.

Penelitian juga menunjukkan bahwa tepung olahan dapat meningkatkan inflamasi pada bakteri usus, meningkatkan risiko obesitas, dan penyakit peradangan usus. Di samping itu, tepung olahan dapat meningkatkan respons inflamasi.

Karbohidrat kompleks dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dari kebiasaan mengonsumsi karbohidrat sederhana seperti tepung olahan. Alasannya, karbohidrat kompleks diketahui mengandung serat yang tinggi dan lebih bernutrisi. Konsumsi karbohidrat kompleks merupakan opsti terbaik untuk kesehatan jangka panjang, pengurangan berat badan, dan penurunan inflamasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement