Sabtu 31 Jul 2021 07:15 WIB

Brain Fog Usai Sembuh dari Covid-19 Diduga Terkait Alzheimer

Brain fog pada penyintas Covid-19 dikhawatirkan terkait Alzheimer.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Brain fog setelah sembuh dari Covid-19 (ilustrasi). Kondisi tersebut dikhawatirkan terkait dengan Alzheimer.
Foto:

National Institute On Aging tidak terlibat dalam penelitian, tetapi telah memulai studi besar sendiri untuk mencoba mencari tahu hal serupa. Disebutkan jika Anda terinfeksi virus corona jenis baru, ini tidak berarti Anda akan selalu terkena dampaknya. 

photo
Kenali gejala Alzheimer. - (Republika)

Tetapi melindungi otak dari Covid-19 dapat menjadi alasan lain bagi orang-orang agar membulatkan tekad untuk segera mendapat vaksinasi. Beberapa petunjuk tentang risiko datang dari penelitian yang melacak sekitar 300 orang dengan Covid-19 di Provinsi Jujuy, Argentina. Para peneliti menyisir daftar untuk orang berusia 60 dan lebih tua yang tidak memiliki catatan gangguan otak sebelum pandemi dan bertanya apakah mereka akan menjalani tes kognitif.

"Ini cukup menakutkan jika saya harus terus terang," jelas Gabriel de Erausquin dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio yang memimpin penelitian terbaru.

Antara tiga dan enam bulan setelah mengalami Covid-19, sekitar 20 persen orang dewasa yang lebih tua memiliki masalah dengan memori jangka pendek. Sementara itu, 34 persen memiliki gangguan yang lebih parah, termasuk kesulitan menemukan kata-kata dan kesulitan dengan memori jangka panjang, yang disebut de Erausquin sebagai sindrom seperti demensia.

Tingkat keparahan Covid-19 tidak memprediksi masalah terkait penyakit otak ini. Erausquin mencatat bahwa penciuman otak secara langsung terkait dengan area yang paling penting untuk memori dan hilangnya penciuman terkadang merupakan tanda awal penyakit degeneratif, seperti Alzheimer atau Parkinson.

Studi terbaru yang dilakukan melacak peserta selama tiga tahun untuk melihat bagaimana perkembangan mereka. Sementara temuan awal berfokus pada orang dewasa yang lebih tua, Erausquin mengatakan ada bukti lain bahwa masalah yang tersisa pada penyintas Covid-19 dengan usia yang lebih muda cenderung lebih berpusat pada kemampuan untuk konsentrasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement