Senin 26 Jul 2021 20:17 WIB

Bahan Kimia dalam Produk Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Risiko kanker payudara meningkat karena paparan bahan kimia dalam produk.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Reiny Dwinanda
Setiap hari orang terpapar berbagai bahan kimia sintetis melalui produk yang mereka gunakan atau makanan yang dikonsumsi. Paparan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Foto:

Para peneliti di Silent Spring berharap penelitian ini akan menjadi peringatan bagi regulator dan produsen tentang cara mereka menguji bahan kimia untuk keamanan. Apalagi, tes keamanan saat ini pada hewan gagal melihat perubahan kadar hormon di kelenjar susu hewan sebagai respons terhadap paparan bahan kimia. 

"Studi ini menunjukkan bahwa sejumlah bahan kimia yang digunakan memiliki kemampuan untuk memanipulasi hormon yang diketahui berdampak buruk terhadap risiko kanker payudara," kata Dr Sue Fenton, associate editor untuk penelitian sekaligus ahli dalam pengembangan kelenjar susu di National Institute of Environmental.

"Yang paling memprihatinkan adalah jumlah bahan kimia yang mengubah progesteron, aktor potensial yang buruk dalam terapi penggantian hormon. Bahan kimia yang meningkatkan kadar progesteron di payudara harus diminimalkan," kata Dr Fenton.

Para peneliti menguraikan beberapa rekomendasi dalam studinya untuk meningkatkan pengujian keamanan bahan kimia demi membantu mengidentifikasi karsinogen potensial bagi payudara sebelum berakhir di produk. Mereka juga menyarankan penemuan cara untuk mengurangi paparan pada manusia, terutama selama periode kritis perkembangan, seperti selama masa pubertas atau kehamilan ketika payudara mengalami perubahan.

Proyek ini merupakan bagian dari Program Kimia Aman Silent Spring Institute yang mengembangkan cara baru yang hemat biaya untuk menyaring bahan kimia dalam efeknya pada payudara. Pengetahuan yang dihasilkan dari upaya tersebut akan membantu instansi pemerintah Amerika Serikat mengatur bahan kimia secara lebih efektif dan membantu perusahaan dalam mengembangkan produk yang lebih aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement